c. Faktor Evaluatif, yang mencakup: Evaluasi mengenai identitas, relasi-relasi, sistem dan evaluasi terhadap penting tidaknya problem ( kepekaan terhadap problem yang dihadapi).
d. Faktor berfikir divergen, yang meliputi: faktor untuk menghasilkan unit-unit, faktor untuk pengalihan kelas-kelas secara spontan, faktor kelancaran dalam menghasilkan hubungan-hubungan, faktor untuk menghasilkan sistem, fakto untuk transformasi divergen, faktor untuk menyusun bagian-bagian menjadi garis besar atau kerangka
Jadi, bakat merupakan suatu kemampuan yang pasti dimiliki secara alamiah oleh setiap individu dan memerlukan perhatian untuk terus berkembang.
Salah satu ahli yakni Yoesoef Noesyirwan mengemukakan bahwa bakat atau kemampuan menurut fungsi atau aspek yang terlibat dan prestasinya dibagi menjadi:
a. Bakat yang lebih berdasarkan psikofisik
Bakat jenis ini adalah kemampuan yang berakar pada jasmaniah sebagai dasar dan fundamen bakat, sepert kemampuan pengindraan, ketangkasan, kemampuan motorik, kekuatan badan dan anggota badan lainnya.
b. Bakat kejiwaan yang bersifat umum
Bakat jenis ini ialah kemampuan ingatan daya khayal atau imajinasi dan intelegensi.
c. Bakat-bakat kejiwaan yang khas dan majemuk
Bakat ini berhubungan erat dengan watak, seperti kemampuan untuk mengadakan kontrak sosial, kemampuan mengasihi, kemampuan perasaan atau menghayati perasaan orang lain.
Dari pemahaman kedua ini jika dipadukan dengan pemahaman pertama, bakat merupakan sekelompok sifat yang memiliki tahapan sehingga membentuk sebuah bakat. Dari hal yang mendasar jika dilatih atau didalami oleh seseorang maka akan semakin berkembang dan secara alamiah membentuk dan menjadikan dirinya memiliki bakat tersebut.