Direktorat Pemasaran Pariwisata Nusantara, Deputi Bidang Pemasaran Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif kembali mengadakan familiarization trip bersama mahasiswa dengan tajuk "Perjalanan Wisata Pengenalan Destinasi Prioritas Untuk Pasar Nusantara".
Dalam kegiatan famtrip kali ini, Kemenparekraf bersama dengan mahasiswa/mahasiswi program studi Pariwisata dan Bisnis Perjalanan Wisata UGM mengunjungi 3 desa wisata di destinasi prioritas sekitar DIY, yakni Desa Wisata Tinalah di Kulon Progo, Desa Karanganyar di Magelang, dan Kampung Wisata Rejowinangun di Kota Yogyakarta. Harapannya, mahasiswa dapat mempelajari potensi dan keunikan yang dimiliki oleh setiap desa wisata dan mempromosikannya di media sosial.
Seperti yang telah banyak dibicarakan, kaum muda mendominasi jumlah pengguna internet dan media sosial. Survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) tahun 2019-2020 menunjukkan bahwa sebanyak 91 persen kelompok usia 15-19 tahun dan 88,5 persen kelompok usia 20-24 tahun menggunakan internet. Sebanyak 51,5 persen mengakses internet untuk membuka media sosial dan 32,9 persen menggunakannya untuk berkomunikasi.
Ini menunjukkan bahwa selain berkontribusi tinggi terhadap jumlah populasi di Indonesia (16 persen), kaum muda juga mendominasi penggunaan internet dan media sosial. Kaum muda juga memiliki kreativitas dalam menciptakan konten-konten menarik yang mengarah pada bentuk promosi soft-selling suatu produk, termasuk produk pariwisata.Â
Pengelolaan desa wisata di Indonesia sendiri merupakan bagian integral dari program pengembangan pariwisata berkelanjutan yang tertuang dalam RPJMN 2020-2024. Saat pandemi terjadi dan pembatasan perjalanan diterapkan hampir di seluruh negara di belahan dunia manapun, termasuk di Indonesia, jumlah wisatawan mancanegara yang selama ini menjadi kontributor besar pada devisa negara mengalami penurunan drastis.Â
Menanggapi hal ini, Sandiaga Uno selaku Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif meluncurkan program ADWI (Anugerah Desa Wisata Indonesia) pada 2021 lalu untuk memulihkan ekonomi akibat pandemi. Tercatat ada 1.831 desa wisata yang ikut serta dalam Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021, termasuk tiga desa wisata yang dikunjungi Kemenparekraf bersama mahasiswa/mahasiswi UGM pada 30 Juni 2022 -- 2 Juli 2022.
"Ada yang mengibaratkan bahwa menjual pariwisata ke pasar kita sendiri (pasar nusantara) sama saja dengan memindahkan uang dari saku kanan ke saku kiri. Tapi bukankah itu lebih baik daripada memindahkan uang dari saku kita ke saku orang lain?", kata Khusnul Bayu selaku Dosen Pendamping Prodi Pariwisata saat dimintai sepatah dua kata dalam sarasehan di Balkondes Karanganyar Magelang bersama Kepala Desa dan Sekretaris Desa, Kamis (30/06/2022).
Maksud ucapan tersebut tentu merujuk pada peran pasar wisatawan nusantara yang dinilai mampu menjadi ‘jaring pengaman’ sektor pariwisata agar terus bisa berjalan, terutama bila mengingat jumlah kunjungan wisatawan mancanegara yang anjlok drastis akibat travel restriction saat pandemi mengganas.Â
Masih menyitir ucapan Khusnul Bayu, potret kekuatan pasar wisatawan nusantara yang mampu menjadi ‘penyelamat’ agar aktivitas wisata dapat terus berlangsung tidak hanya berlaku pada kasus di masa pandemi COVID-19 ini saja. Data historis menunjukkan bahwa peran pasar wisatawan nusantara sebagai tulang punggung bagi sektor pariwisata sudah terjadi beberapa kali. Satu yang paling mudah diingat adalah ketika Bali dilanda krisis akibat serangan teror bom pada awal dekade 2000-an silam. Dapat dikatakan pada waktu itu kunjungan wisatawan nusantaralah yang menjadi penyelamat pariwisata di Bali saat situasi sedang sulit-sulitnya.
Desa pertama yang dikunjungi pada kegiatan famtrip kali ini adalah Desa Wisata Tinalah/Dewi Tinalah. Desa wisata ini terletak di Purwoharjo, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo, DIY. Desa ini masuk ke dalam 50 besar desa wisata terbaik pada ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia 2021 lalu dan berhasil menduduki posisi keempat dalam kategori Desa Digital.