Jangan Sampai Anak Kita Mengalami Reterdasi Mental

American Association on Mental Deficiancy (AAMD) mendefinisikan retridasi mental yang kemudian direvisi Rick Heber (1961) sebagai suatu penurunan fungsi intelektual yang menyeluruh secara bermakna dan secara langsung menyebabkan gangguan adaptasi sosial, dan bermanifestasi selama masa perkembangan. Kondisi tersebut menjadikan penderita sulit untuk melakukan aktivitasnya, baik dalam aktivitas kognisi maupun sosial.

Jika melihat sejarah, penderita retradasi mental terutama kalangan anak-anak memiliki kisah yang menyedihkan. Peristiwa ini tepatnya terjadi pada masa kerajaan Yunani, dimana pada saat itu anak yang dengan retridasi mental banyak mendapat perlakuan yang mengenaskan, bahkan para penguasa memper bolehkan bagi siapa saja untuk menghabisi mereka. sehingga pada saat itu banyak sekali mayat yang mengapung di sungai Eurotes.

Pada masa Romawi kuno ada hukum yang membenarkan pembunuhn pada anak-anak yang cacat atau yang lemah, walaupun kadang-kandag anak cacat tersebut masih dipertahankan hidup bila masih mampu menghibur para pembesar. Tentunya peristiwa ini sangat mengenaskan, karena biar bagaimanapun anak engan retradasi mental juga memiliki hak untuk hidup dan diakui keberadaanya.

Retredasi mental dapat terjadi pada semua kalangan, sehingga ini tidak hanya muncul sebagai penyakit negara miskin saja melainkan juga terjadi pada negara maju. karena ini kaitanya dengan faktor penyebab dari retradasi mental itu sendiri. Secera umum ada dua faktor yang menyebabkan retradasi mental ini muncul pada anak-anak. yaitu faktor biologis dan faktor psikologis. faktor biologis dibagi menjadi tiga bagian. Pertama penyebab pranatal seperti ; kelainan kromosom, kelainan genetik, gangguan metabolik, sindrom dismorfik, infeksi intrauterin dan intoksikasi. Kedua, penyebab perinatal yaitu ; prematuritas, asfiksia, kernikratus, hipoglikemia, meningitis, hidrosefalus dan pendarahan intraventrikuler. Ketiga adalah ; infeksi, trauma, kejang lama dan intoksikas. Kemudian faktor psikologis dapat bermula dari hubungan psikososial dalam keluarga. Dari beberapa faktor tersebut dapat bersatu sehingga menimbulkan reterdasi metal.

Pencegahan lebih baik dari penyembuhan. Ungkapan ini sangat pas, karena mencegah akan lebih mudah dari pada menyembuhkan. Meskipun tidak semua pencegahan atau penyembuhan dapat berhasil, minimal dapat mengurangi manifestasi klinis retradasi mental. Sebab-sebab reterdasi mental yang dapat dicegah antara lain infeksi, trauma, intoksikasi, komplikasi kehamilan, gangguan metabolisme dan kelinan genetik.

Referensi :

Tini Sunarwati Sularyo, Muzal Kadim dalam jurnal Sari Pediatri, Vol, 2, No. 3, diterbitkan Desember 2000.