Halo kawan pembaca kompasianer!
Siapapun itu dan dimanapun kamu berada semoga harimu menyenangkan, harapanmu tercapai setelah membaca blog ini yang tentu saja masih banyak kurangnya dalam tata penulisannya.
Sebelum menguraikan apa yang ingin saya tulis, kalian tentu pernah jatuh cinta bukan? entah itu sendirian ataupun kedua pihak sama-sama saling suka. Beruntunglah jika kalian mengalami yang keduanya. Namun, jika yang mengalamiya hanya sepihak saja bagaimana? sungguh itu tak apa, beberapa minggu kemarin saya rasa merasakan yang sepihak saja.
Menurut kalian bagaimana? sedih tapi tak begitu terlalu sedih. Kalian tau tidak kalau kalian merasakan jatuh cinta hidup terasa lebih berwarna, kalian berjalan dan melewati daun-daun dengan ranting yang menjulang terasa seperti bersorak ria kepada kalian. Indah bukan? Hidup memang sebuah pilihan ya ternyata. Ketika saya belum mengalaminya hidup terasa kurang berwarna.
Tapi teman, apakah kalian pun berpikir jika kita jatuh cinta juga membutuhkan timbal balik, apakah kalian juga menginginkan dia mempunyai rasa yang sama? jawabannya mudah, tentu jawabannya 'iya saya juga mengharapkan dia untuk memiliki rasa yang sama'.
Setelah saya berbicara dengan diri saya sendiri, selama waktu itu saya mencoba memikirkan, apakah perlu dia merasakan seperti saya juga? Awalnya iya, namun kesimpulan yang saya ambil setelah saya memahami diri saya jawabannya berubah menjadi tidak. Kalian tentu tidak asing bukan dengan filosofi matahari dengan bumi.
Begitulah prinsip saya ketika saya menaruh rasa terhadap seseorang itu, ketika matahari ingin menjaga dan melindungi bumi agar bumi tetap berjalan dengan bagaimana mestinya maka matahari haru menjauh beberapa juta kilometer darinya untuk tetap menjaga dan menyinarinya dari jauh.
Teman, semua tak selamanya tentang berbalas bukan? kalau dikatakan munafik mungkin saya akui benar adanya. Tetapi bukankah ini terlihat begitu indah? bukan tidak mau memperjuangkannya, tapi biarlah dia mencapai apa yang hendak dicapainya, begitu pula dengan saya, pun saya juga masih banyak impian-impian yang belum tercapai.
Terima kasih ya sudah membaca tulisan yang berisikan curahan hati dan bagaimana saya menanggapi perasaan ini. Teruntuknya, kejar apa yang kamu impikan dan mari bertemu dengan versi terbaik masing-masing.Â
Tak kusangka juga saya menyempatkan waktu untuk menuliskan beberapa potong paragraf mengenai betapa sungguh ternyata perasaan ini benar adanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H