Mohon tunggu...
Nafidh Fawzy
Nafidh Fawzy Mohon Tunggu... pns -

follower kebajikan, pencari ilmu, pengabdi ilahi

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Fenomena Grup WA

1 Desember 2016   13:02 Diperbarui: 1 Desember 2016   13:18 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Clungggg…...begitu buka WA ternyata grup kita sudah bertambah. Alhamdulillah … tambah media untuk silaturohim. Harus kita sadari bahwa kita hidup di era digital ini, kita semakin dimanjakan dengan hadirnya  beranekaragam media social. Semuanya berupaya untuk memenuhi semboyan “manusia adalah makhluk social”, yang selalu haus untuk berhubungan dengan sesamanya.

WA (WhatsApp) menjadi fenomena tersendiri yang menarik perhatian bagi para pengguna media social akhir-akhir ini sehingga mereka rela menambah jatah anggaran untuk membeli pulsa paket data, menghabiskan waktu berjam-jam di depan monitor, atau memelototi Smartphone-nya sampai larut malam, mencuri-curi waktu bekerja di depan monitor agar bisa bermain WA dengan teman-teman dalam grup-nya .

Beberapa hal yang mendasari para pengguna lebih memilih WA dengan membuat grup, antara lain :

  • Menghubungkan banyak pengguna, karena rata-rata temannya yang memiliki SmartPhone sudah memiliki akun WA. Sehingga tidak perlu Install Aplikasi baru lagi kemudian tinggal dimasukkan dalam grup. Grup yang dibuat, kadang bersifat sementara atau selamanya. Yang bersifat sementara misalnya panitia peringatan HUT RI, Panitia Peringatan HUT Sekolah dan lain-lain. Lalu untuk grup yang bersifat selamanya misalnya BANI ABDUL … yang anggotanya terdiri dari para anak cucu ABDUL …, yang sudah melek WA tentunya.
  • Fitur WA yang lumayan lengkap dan terus up to date mengikuti perkembangan dan tuntutan-tuntutan kemajuan era digital. Fitur Attach yang didalamnya terdapat Photos & Videos, Camera, Document, Contact dapat mempermudah dalam melampirkan foto, file video, document dengan berbagai format file dan juga memasukkan nomor kontak HP.
  • Mempermudah dalam berkomunikasi dengan rekan-rekan kerja, menyampaikan info-info terbaru untuk segera ditindaklanjuti di unit kerja masing-masing. Grup ini cenderung resmi dan serius sehingga jarang muncul humor, guyonan-guyonannya, kalaupun ada  biasanya karena salah pencet Send Message. Grup berisi Bapak-bapak Kepala dinas, Kepala Sekolah dan lain-lain.
  •  Menghubungkan para user yang masih belom mampu untuk move on (ciiieeee-ciiieeeee). Ini biasanya terjadi dalam grup reuni. Misalnya reuni alumni SMA Tahun …. Anggota dalam grup ini biasanya mereka tetap ingin selalu bernostalgia dengan teman-teman sekelasnya atau lain kelas tetapi akrab, atau memiliki hubungan spesial. Ingin tetap berhubungan dengan pujaan hatinya semasa dulu, ingin mendengar cerita-cerita indah dari teman-temannya, meskipun sudah sama-sama menikah dan sama-sama punya anak. Menceritakan kisah-kisah indah, cerita-cerita yang sedap untuk dinikmati setelah sekian tahun berlalu.

Canggih memang, mudah memang, menarik memang, fitur-fitur yang ditawarkan oleh media social yang satu ini. Tetapi kita sebagai pengguna, wajib menggunakannya untuk hal-hal yang positif. Perlu diingat dan sadari dengan sepenuh hati dan jiwa adalah bahwa kita harus realistis, hidup sesuai kenyataan yang dihadapi sekarang.

Jangan sampai, karena keterusan berkomunikasi dalam dunia maya, lalu melupakan dunia nyata.

Jangan sampai, terlalu memperhatikan teman-teman dalam grup, mengesampingkan keluarga yang sibuk, mendukung kesuksesan kita.

Semoga bermanfaat. Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun