Di akhir abad 20, perceraian pada keluarga merupakan hal yang biasa terjadi. Banyak faktor yang mempengaruhi perceraian tersebut, dan tidak sedikit faktor ter]sebut merupakan hal yang sepele seperti ketidak cocokan prinsip bisa menjadi alasan untuk bercerai. Dan hal tersebut memberikan dampak terhadap perkembangan sosioemosi pada anak.
Sebagian peneliti sepakat bahwa anak-anak yang berasal dari keluarga bercerai memperlihatkan penyesuaian diri yang lebih buruk dari pada anak-anak yang berasal dari keluarga utuh. (Amato dan Dorius, 2010). Penyesuaian tersebut bisa terlihat dari sikap sosial anak. Anak-anak yang berasal dari keluarga yang bercerai cenderung memperlihatkan masalah-masalah akademis, masalah eksternal (seperti berulah dan kenakalan remaja) dan masalah internal (seperti kecemasan dan depresi), kurang memiliki tanggung jawab sosial, kurang kompeten dalam relasi yang akrab dan memiliki penghargaan diri yang rendah.
Namun, disisi lain banyak juga anak-anak yang berasal keluarga yang berceraitidak memiliki masalah penyesuaian yang berarti. Mereka menganggap perceraian tersebut merupakan keputusan yang bijaksana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H