Kolaborasi Universitas Airlangga dengan Pemerintah Kota Surabaya

Universitas Airlangga bersama dengan pemerintah kota surabaya berkolaborasi dalam kegiatan Kampung Emas 2.0 yang merupakan kegiatan belajar yang dilakukan mahasiswa di luar kampus untuk pemberdayaan masyarakat dalam upaya percepatan penurunan prevalensi stunting di tingkat kelurahan. Program Kampung Emas 2.0 ini merupakan bentuk kontribusi nyata perguruan tinggi dalam mendukung penurunan angka balita stunting yang ada di Indonesia.

Kegiatan Kampung Emas 2.0 merupakan kegiatan yang fokus utamanya pada upaya pencegahan stunting melalui sasaran dari hulu yaitu calon pengantin, remaja, ibu hamil dan ibu laktasi. Program yang akan dilakukan dalam Kegiatan Kampung Emas ini diantaranya adalah LADUNI (Layanan Terpadu Pranikah), SBCC-BESTIEZ dan Formulasi Pangan Beriman. Laduni merupakan kegiatan dengan sasaran calon pengantin (catin) dan ibu hamil (bumil), yang dimana mahasiswa berperan dalam mendampingi sasaran untuk meningkatkan kepatuhan mengkonsumsi suplemen MMN. Suplemen Multiple Micronutrient (MMN) merupakan multivitamin berisi 15 jenis vitamin dan mineral yang diberikan kepada ibu hamil dan calon pengantin sebagai upaya untuk mencegah kenaikan angka stunting. 

Social Behavior Change Communication - Bunda Tereduksi Sehat, Hebat, Peduli Gizi (SBCC-BESTIEZ) merupakan kegiatan edukasi kepada ibu hamil, TPK dan PPK rancangan mengenai manajemen stress melalui media kreatif berupa poster. Formula Pangan Beriman merupakan kegiatan mengembangan formula makanan berbasis pangan hewani dalam rangka meningkatkan asupan protein bagi ibu hamil dan catin. Mahasiswa melakukan pengembangan formula dan mendokumentasikan proses pengolahan dalam bentuk video. Tujuan kegiatan tersebut adalah untuk meningkatkan aktivitas DASHAT (Dapur Sehat).

Sustainable Development Goals (SDGs) adalah visi global yang dilakukan bersama untuk kepentngan semua pihak. Beberapa negara yang hadir dalam the UN Sustainable Development Summit setuju bahwa SDGs adalah perjalanan bersama hingga tahun 2030 dan tidak ada negara yang tertinggal. SDGs memiliki 17 tujuan yang disusun dengan adanya aspek keterkaitan dengan tujuan lainnya. Pada tujuan 2 adalah mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan gizi yang baik, dan meningkatkan pertanian berkelanjutan. Dalam menyukseskan tujuan 2 pada tahun 2030 terdapat target yang diukur melalui indikator yang salah satunya adalah stunting. Berdasarkan Data Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) tahun 2022 menyatakan prevalensi stunting sekitar 21,6 %. Angka prevalensi stunting tersebut masih belum mencapai standar dari WHO, WHO menyatakan bahwa standar angka stunting harus di bawah 20%.