Mohon tunggu...
Ihdi Bahrun Nafi
Ihdi Bahrun Nafi Mohon Tunggu... Administrasi - Foto Pribadi

Just Ordinary Man

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Kuliner Tradisional

8 Januari 2014   16:55 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:01 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi hari di pasar tradisional sudah menjadi ramai. Dibandingkan dengan pasar modern atau supermarket ,masyarakat lebih memilih pasar ini karena dinilai lebih murah dan serasa lebih bebas untuk melakukan tawar menawar. Para pedagang yang berangkat saat subuh bagi pedagang yang rumahnya lebih jauh dan pedagang yang tinggalnya hanya beberapa meter sudah memenuhi tempat jualan di pasar. Ketika itu banyak dijual berbagai macam aneka kebutuhan sehari-hari.

Kue tradisional atau jajanan tradisional adalah camilan yang sangat disukai di pagi hari. Dengan kopi ataupun teh jajanan tradisonal seolah tak pernah hilang oleh waktu. Gorangan dan kue-kue kecil banyak dijual hanya pagi hari dan saing hari pun mereka pulang ke rumah masing-masing. Setiap hari mereka lakukan demi memenuhi kebutuhan hidup. Sekedar gambaran yang di dapat dari desa berbeda dengan di kota, meski di pinggiran kota yang masih memerlukan penjual keliling tanpa harus beli ke supermarket. Banyak juga ditemui toko khusus yang menjual kue-kue tradisional. Alhasil lebih banyak ditemukan bermacam-macam jenisnya. Mulai dari yang dibungkus dengan daun hingga kue yang diracik dengan resep modern.

Hal ini menjadi pilihan masyarakat pinggir kota yang ingin mencari kue tradisional tersebut. Mengingat tidak mudahnya untuk mendapatkan jajanan yang mereka inginkan di kota, mereka harus mencari pasar tradisional terlebih dahulu sebelum mengonsumsinya. Beberapa bulan yang lalu kita mendengar akan pengambilan hak cipta karya asli bangsa indonesia sendiri. Betapa tidak, apa yang sudah kita miliki bertahun-tahun tiba-tiba diakui oleh negara – negara lain. Dengan adanya jajanan tradisional ini, diharapkan dapat menjadi karya asli indonesia yang dapat dikenal oleh masyarakat luas umumnya bahkan hingga keluar negeri, agar apa yang sudah kita miliki bertahun-tahun tidak direbut begitu saja. Sayang sekali kalau nantinya kita tidak punya kekayaan alam, atau ciptaan asli anak bangsa. Mengingat semakin derasnya arus globalisasi yang sudah menjalar kemana-mana. Kita patut berterima kasih kepada orang-orang yang masih peduli, para ahli yang karyanya tidak mau mereka jual untuk negara lain. Kita harap suatu saat nanti kita bisa melihat hasil karya anak bangsa yang lebih baik lagi. Apalagi media-media sekarang ini mampu memberikan  gambaran semua tempat yang berkaitan dengan berbagai macam kebudayaan  di berbagai belahan indonesia.

Berjalan- jalan di pasar tradisonal memang terkadang menjadi tidak begitu nikmat. Ketika di salah satu tempatnya becek, maupun ada beberapa kerusakan di dalamnya. Namun, masayarakat sekitar yang hidup di sana punya keterikatan yang sangat kuat. Hal seperti itu pun setidaknya dapat mereka hadapi. Demikian jalan-jalan pagi yang sesekali dilakukan ketika pagi mulai menyingsing dengan mentari. Wasallam.. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun