Mohon tunggu...
Nafiatul Faradita
Nafiatul Faradita Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kacang Lupa Kulitnya

2 April 2014   15:07 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:11 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Judul tersebut merupakan ungkapan yang tepat untuk ditujukan kepada penguasa di tanah air kita, baik yang duduk di kursi legislatif, eksekutif, yudikatifmaupun pemerintah daerah. Mereka sepertinya lupa bahwa kekuasaan yang ada di tangan mereka sekarang ini merupakan pemberian dari rakyat. Kekuasaan yang mereka miliki sesungguhnya merupakan kekuasaan rakyat, yang karena dewasa ini tidak memungkinkan lagi jika rakyat dilibatkan langsung dalam proses pembuatan kebijakan negara maka rakyat mempercayakan kuasanya kepada pemerintah.

Setelah diberi kekuasaan oleh rakyat, pemerintah dengan mudahnya menyalahgunakan kekuasaan tersebut. Mereka korupsi, tidak hanya korupsi uang tetapi juga korpsi waktu. Mereka membuat kebijakan yang sering kali menguntungkan pihak-pihak tertentu saja (utamanya kaum elite), membuat undang-undang juga untuk kepentingan mereka sendiri bukan untuk rakyat, melakukan tindak asusila dan masih banyak lagi pelanggaran yang mereka lakukan.

Dasar kacang yang lupa kulitnya, penguasa lupa bahwa sebelum dan setelah nanti mereka tidak lagi menduduki jabatan itu mereka hanyalah warga negara biasa, yang kesejahteraannya sangat tergantung pada kebijakan yang diambil oleh pemerintah.Ketika mereka menjabat dalam pemerintahan jangankan mengingat bahwa mereka sebenarnya warga negara, visi misi yang dulu mereka gembar gemborkan saat kampanye pun mungkin mereka lupa. Mereka juga lupa suara rakyat yang harusnya mereka akomodasikan dalam suatu kebijakan.

Kalau kepentingan rakyat tidak dipenuhi, dan kebijakan-kebijakan yang diambil menguntungkan kelompok-kelompok tertentu saja, masih pantaskah negara ini kita sebut negara demokrasi? Atau sudah bergeser menjadi negara tirani?

Semoga melalui pemilu nanti akan terpilih orang-orang yang tidak lupa akan asalnya, yakni pemimpin yang sadar akan statusnya yang juga seorang warga negara. Dengan begitu pengambilan kebijakan akan lebih berpihak kepada rakyat, kepada warga negara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun