Mohon tunggu...
Nuni Sura Anterdja
Nuni Sura Anterdja Mohon Tunggu... -

warga negara republik ini yang suka iseng ikutan pusing dan sok perduli sama yang telah, sedang dan akan terjadi di,pada,terhadap,bagi negeri ....

Selanjutnya

Tutup

Catatan

E-book Review: Nasional.is.me

1 Oktober 2010   03:40 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:49 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

e-Book Review atas nasional.is.me

penulis: http://www.pandji.com/

Biasanya setelah baca tulisan yang cukup berkesan, saya mampir ke goodreads dan nulis review, supaya kesan yang menjejak ga hilang begitu saja. Tapi kali ini review ini bukan di goodreads juga gapapalah.

Setelah berminggu2 download tulisan ini, baru akhirnya sore ini (minggu 19 september2010) selesai baca. Walau selesai lama banget tapi kali ini waktunya tepat, karena isinya berhasil poke saya dan remind me with my own idea of living (passion kalo bahasanya pandji di ebook itu) disaat saya hampir nyerah atas system yang menyedihkan dan melelahkan ini.

Saya akan tetap pakai gaya goodreads. Kalo dengan gaya goodreads, tulisan ini dapet 4(empat) bintang. Kenapa empat? Untuk saya karena dia lebih dari tiga tapi belum sampai lima, karena seperti empat bintang rating lain yg saya berikan, tulisan ini memang inspiratif dan menarik tapi tidak terlalu memberi warna baru sel kelabu saya karena kebanyakan isinya just what my grey cells already have.

Berikut kenapa empat bintang:

Empat bintang yang lebih dari tiga untuk usaha tulisan ini dalam membangkitkan kecintaan dan menggugah anak muda Indonesia untuk mau berhenti ‘hanya benci yang berwujud cela’ lalu mulai ‘mencinta dan memperbaiki’. Upaya pandji dalam tulisan ini menjadi legitimasi hal yang saya pilih sejak memutuskan mengabdi pada bangsa ini (padahal dulunya, selain karena none in my family yg pns, gw selalu cela pemerintah yang demokrasinya bullshit dari jaman saya sd saat golkar Berjaya) untuk merubah dan memperbaiki apa yang saya cela2 (waktu itu bentuknya cela bukan kritik karena keterbatasan ilmu saya ).

Empat bintang yang lebih dari tiga untuk isi tulisan yang mengingatkan saya atas hal-hal indah di nusantara ini (yang sebagian besar juga udah saya liat dengan mata kepala sendiri, sayang pandji ga bahas bromo, salah satu situs yang juga cuma ada di Indonesia [ya iyalah kalo di china mungkin namanya gunung ming or else :-p]) dan juga bikin saya ga putus semangat untuk membagi kebanggaan itu pada dunia.

Empat bintang yang lebih dari tiga untuk seimbangnya paparan referensi yang sangat berguna untuk mereka yang pertama kali tahu banyak hal yang tidak diberitakan media termasuk upaya me-melek-kan pembacanya untuk kritis (mudah2an selalu disertai bijak mencerna) terhadap fakta sejarah. Ah untuk yang satu ini, secara saya penggemar segala cerita sejarah termasuk buku2nya om pram dan berbagai fiksi sejarah model gajahmada, saya sepakat banget atas perlunya generasi pembangun ini untuk mau melek dan peduli fakta sejarah. Oya dari yang saya baca di buku Memoar masa, perang by Rita La Fontaine, tanpa bermaksud memicu pertentangan, (well again, saya hanya mencoba kritis) perjuangan fisik rakyat Indonesia saya yakini memang ada, tapi soal kemerdekaan, jika Hiroshima dan Nagasaki ga di Bom sekutu waktu itu, apakah para pemuda waktu itu akan nyulik proklamator dan menyatakan merdeka segera? Hmm doubt that, but then again, saya harus yakin kekuasaan Tuhan bahwa kejadian bom di jepang itu cuma ‘salah satu’ jalan aja diantara banyak lainnya. Bahwa kemerdekaan itu pemberian atau perjuangan atau even worst kebetulan, ah itu semua rangkaian takdir. Itu semua memang hadiah, dari Maha Pemilik kemerdekaan, atas segala yang sudah di lakukan dan dikorbankan bangsa besar ini.

Empat bintang yang lebih dari tiga untuk gaya tulisan yang ga seperti yang ada di buku pelajaran IPS atau PPKN :-D. ah yang satu ini ga usah dibahas panjang, saya ga mau men-disregard ilmu yang saya dapet jaman sekolah sampe bikin saya seperti sekarang. Dan mudah2an dengan gaya yang bukan buku pelajaran sekolah ini konsep2 berpikir yang ditawarkan tulisan ini bisa menembus alam pikir manusia muda Indonesia yang mendominasi statistik penduduk saat ini. Sedih banget ngeliat mereka yang masih melancarkan komentar2 pesimis dan cela tanpa solusi.

Nah sekarang supaya imbang:

Empat bintang sebelum lima karena sistematika tulisan yang unpredictable, dan pengulangan bahasan untuk beberapa hal. (sangat acceptable karena mungkin tulisan ini ga di sentuh editor [prefer this, actually] dan memang berformat jurnal)

Empat bintang sebelum lima karena beberapa tulisan yang sifatnya terkesan seperti reportase tidak menyertakan keterangan waktu yang bikin saya selalu bertanya2 ini kapan ya, dan keep guessing kapan pandji nulis dan nyelesein tulisan ini(dugaan saya start sekitar akhir 2009 sampai 2010), termasuk all the buzz on twitter.

Empat bintang sebelum lima dan ini agak subjektif karena kebanyakan sebenernya bukan informasi baru tapi sering terlewat esensi pentingnya dari tiap informasi itu. (my fault :p)

Empat bintang sebelum lima karena saya sering bertanya2 sumber data pada beberapa ulasan yang sifatnya data based analysis tapi saya ga nemu source atau footnote (well, ga nyaman juga siy kalo kebanyakan footnotes)

---Thats all about the four stars of this nasional.is.me---

{next post soal stories behind the review of this e-book}

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun