Mohon tunggu...
nafiah
nafiah Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Pascasarjana IAIN Surakarta manajemen pendidikan islam

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Renungan Memperingati Hari Kartini

22 April 2016   05:44 Diperbarui: 22 April 2016   06:33 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tiga hari berlalu hatiku menanti sms dari teman pns yang di grup lewat WA. Kok tidak ada kabar tentang peringatan hari kartini untuk tanggal 21 April  tahun ini ya? Tanyaku dalam hati. Saya tunggu dari hari ke hari hingga sampailah hari “H” yaitu tanggal 21 April. Pun tidak ada pemberitahuan tentang adanya peringatan hari kartini tingkat kecamatan. Tahun-tahun sebelumnya minimal memperingati hari kartini di tingkat kecamatan dengan upacara memakai kebaya untuk yang ibu-ibu, untuk yang bapak-bapak mengimbangi dengan memakai bescap dan Nampak hidmad dalam pelaksanaan upacara. Namun hari ini sepertinya upacara hanya untuk ibu-ibu PKK. Sebenarnya di satu sisi aku senang, tidak ribet harus memakai kebaya, tetapi disisi yang lain hatiku bertanya, “bagaimana siswa akan mengenang jasa mereka (para pahlawan) kalau tidak kita perkenalkan sejak dini kepada mereka? Bahkan ketika ditanya ,”tanggal 21 April hari apa anak-anak? Mereka tidak tahu. Teringat masa lalu ketika saya masih duduk di bangku SMP, ketika memperingati hari kartini kami diwajibkan memakai kebaya, padahal waktu itu sekolah kami jauh dan haru naik sepeda. Tapi karena kami patuh kepada guru, dan demi hormat pada pahlawan kami bersekolah mengenakan kain kebaya, naik sepeda kurang lebih 3 km. tapi kami enjoi aja, karena terdorong rasa ingin berbakti pada pahlawan. Dan itu menjadi kenangan sampai sekarang. Dan sekarang, bagaimana anak-anak akan punya pengalaman kalau dak diajarkan. Dulu hari kartina identik dengan hari berkebaya. Anak-anak sibuk kesana kemari (wiru jarik =jawa), tapi sekarang budaya semacam itu nanpaknya sudah akan hilang. Apalagi ngwiru jarik, maunya yang praktis tinggal pakai,dah. Tapi ya sudahlah hari ini hari kartini marilah kita berdoa semoga apa yang telah diperjuangkan oleh ibu kita kartini menjadi catatan amal shaleh sehingga dengan amal shaleh itu Allah mengampuni dosa-dosanya,Allah memasukkan ke dalam surgaNya.Amin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun