ZI membuka kran untuk melakukan reformasi birokrasi. Guna menghilangkan perilaku penyimpangan aparatur dalam bekerja. Reformasi birokrasi merupakan langkah awal untuk melakukan penataan sistem penyelenggaraan pemerintah yang baik, efektif dan efisien, sehingga dapat melayani masyarakat secara cepat, tepat, dan professional.
Sementara mengenai Zona Integritas, menurut alumnus Pasca sarjana Universitas Bandar Lampung ini, keberhasilan dari zona integritas dapat diukur dari 3 hal. Pertama, tidak ada keluhan dari stakeholders (internal dan eksternal). "jika di kantor itu ada aparatur yang masih mengeluhkan AC-nya panas, komputer atau laptop sering mati dan lambat diperbaiki, gaji orang terlambat, hal itu menunjukkan bahwa kantor tersebut gagal dalam mewujudkan zona integritas". Tuturnya. "demikian pula apabila tamu Pengadilan menemukan WC bau dan kotor dan masih ada praktek-praktek pungli, jangan bicara lagi zona integritas". Tambahnya. Kedua, perubahan budaya kerja.
Dalam budaya kerja ada istilah bad service, good service dan service excellent. Dari ketiga item ini, yang paling sempurna adalah service excellent.
"Service excellent adalah ketika seseorang tidak terlalu mempertanyakan hak-haknya dan yang lebih dipentingkan adalah penunaian kewajiban dan memberikan pelayanan terbaik kepada stake holders". Ungkap Pak Arief.
Ketiga, perubahan sikap dan prilaku. Dalam zona integritas, dituntut ada perubahan kinerja dan attitude dari aparatur. Jika sebelumnya bertindak masa bodoh dan sering meninggalkan pekerjaan dan kantor tanpa ada alasan yang dilegalkan serta membiarkan ruang kerjanya tidak rapi, sejatinya dia belum mewujudkan zona integritas. Oleh karena itu menurut Pria kelahiran Kotabumi ini, salah satu cara termudah adalah buat kata-kata yang menggugah bagi siapapun yang membacanya dan sertakan dengan gambar-gambar karikatur atau kartun yang disukai.
"Jika ada yang merasa tersinggung dengan tulisan-tulisan tersebut, maka dapat dipastikan dia adalah suspectnya atau yang dituju oleh tulisan itu". Pungkasnya. (Sumber)
Dalam isi artikelnya, ada yang membuat saya menyenangi tulisan-tulisan beliau, adalah memulai kerja dengan basmalah. Beliau menyatakan bahwa kegiatan yang dituju dengan basmalah dan hamdalah bertujuan untuk mendapatkan berkah dan mudah. Kemudian yang lebih penting sebagai perwujudan nilai keintegritasan adalah menyertakan Allah dalam setiap aktifitas. Menurut saya, hal ini cukup membantu saya menghentikan penyimpangan pemahaman saya tentang Zona Nyaman, dan saatnya Berani Keluar dari Zona Nyaman untuk mengimplementasikan Delapan Nilai Mahkamah Agung dalam upaya mewujudkan Badan Peradilan yang Agung;
Tulisan ini akan sangat panjang bila saya harus mensyarahkan tulisan dari pak Sesditjen tersebut, namun simpulannya adalah bagaimana saya mampu berbuat dan melintasi Zona Nyaman menuju Optimal Performance Zone, namun juga memperhatikan DANGER ZONE.
: :
 Tulisan ini berhenti sampai disini, bukan karena pembahasannya telah habis, namun blog saya "tidak menerima" artikel terlalu panjang. Mungkin suatu nanti saya akan menulis tentang syarah dari tulisan-tulisan menarik tentang BKDZN.
"Comfort is your biggest trap and coming out of comfort zone your biggest challenge." (Manoj Arora)