Mohon tunggu...
Nafa Utari Wibowo
Nafa Utari Wibowo Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

patient and merciful

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kisah Penuh Duka: Perpecahan Keluarga dan Perjuangan Rosida Menghidupi Anak-anaknya

16 Januari 2024   13:49 Diperbarui: 17 Januari 2024   08:37 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dalam kisah yang mencerminkan perubahan dramatis dari kebahagiaan menjadi kepahitan, keluarga Rahman dan Rosida telah menjadi saksi dari perjalanan yang menyakitkan setelah perceraian mereka. Rosida, sang ibu, ditinggalkan dengan tanggung jawab berat untuk menjalani hidup dan menyokong tiga anaknya. Fenomena tragis ini menggambarkan dampak merusak dari perselingkuhan dan perilaku buruk dalam sebuah rumah tangga.

Awalnya, keluarga Rahman dan Rosida terlihat seperti contoh keluarga bahagia dan harmonis. Namun, takdir berubah ketika rahasia kelam mulai terkuak. Sang ayah, Rahman, terlibat dalam perselingkuhan yang berulang, menciptakan krisis di dalam rumah tangga dan menjadikan ketiga anaknya yang masih belajar di sekolah sebagai korban utama dari konsekuensi tragis ini.

Setelah perceraian, hidup Rosida menjadi semakin sulit. Rahman tidak memenuhi kewajibannya memberikan nafkah kepada anak-anaknya, membiarkan Rosida harus menghadapi tantangan besar untuk memastikan kebutuhan dasar ketiga anaknya terpenuhi. Ketidakpastian finansial ini semakin diperumit oleh kenyataan bahwa Rosida sendiri tidak memiliki pekerjaan, memperparah tekanan ekonomi yang dihadapi keluarga tersebut.

Anak-anak Rosida, yang masih belajar di sekolah, merasakan dampak psikologis dan ekonomis yang dalam dari perceraian ini. Untuk membantu ibu mereka dan mengatasi kesulitan finansial, mereka memutuskan untuk memulai usaha berjualan di sekolah mereka sendiri ia menjual beberapa jajanan warung yang di ambil dari warung dekat rumah mereka,penghasilan dari anak tersebut kurang lebih 25.000 - 35.000  perhari, tetapi jika jualan mereka laku penghasilannya bisa sampe 40.000 - 45.000. Ia juga sering di beri bantuan oleh beberapa tetangga di lingkungan rumah, baik dalam bentuk sembako atau dalam bentuk uang tunai, kebutuhannya sangat terbatas dan bergantung kepada anak - anaknya yang berjualan di sekolah. Meskipun langkah ini diambil dengan tekad kuat untuk mendukung keluarga, namun tak dapat diabaikan bahwa tugas belajar mereka menjadi lebih berat dan waktu untuk bersantai menjadi semakin terbatas.
Setelah perceraian, hidup Rosida semakin sulit. Sang suami tidak memenuhi kewajibannya memberikan nafkah kepada anak-anaknya, memaksa Rosida menghadapi tantangan besar untuk memastikan kebutuhan dasar ketiga anaknya terpenuhi. Sementara itu, Rosida sendiri tidak memiliki pekerjaan, menciptakan tekanan finansial yang tak terhindarkan.

Dampak perceraian ini juga dirasakan oleh ketiga anak Rosida yang masih belajar di sekolah. Untuk membantu ibu mereka, mereka memulai usaha berjualan di sekolah. Meskipun langkah ini diambil dengan tekad kuat untuk mendukung keluarga, namun tak dapat dipungkiri bahwa beban tambahan ini membuat tugas belajar mereka menjadi lebih berat.

"Memang sulit, tetapi saya harus kuat demi anak-anak saya. Mereka adalah kehidupan saya, dan saya tidak akan biarkan mereka kehilangan harapan," ungkap Rosida.

Ketiga anak Rosida, masih belajar di sekolah, turut merasakan dampak perceraian ini. Untuk membantu ibu mereka, mereka memutuskan untuk berjualan di sekolah. Meskipun langkah ini diambil dengan tekad kuat untuk mendukung keluarga, tak dapat dipungkiri bahwa tugas belajar menjadi lebih berat dengan tanggung jawab tambahan ini.

"Saya tahu ini sulit, tapi kami harus berjuang bersama. Kami tidak akan menyerah," ujar salah satu anak Rosida.

Sebagai penulis artikel ini, kita perlu menyoroti beberapa alasan di balik fenomena ini. Pertama, meningkatnya tingkat perceraian dan dampaknya pada anak-anak. Kedua, tantangan ekonomi yang dihadapi oleh ibu tunggal, terutama ketika mantan suami tidak memenuhi kewajibannya finansialnya. Manfaat dari artikel ini adalah memberikan pemahaman yang lebih baik tentang realitas keluarga yang bercerai dan menyoroti perlunya dukungan masyarakat dan lembaga untuk membantu mereka mengatasi tantangan ini.

Meskipun berat, kisah Rosida dan anak-anaknya menginspirasi kita untuk tetap berjuang melalui kesulitan. Semoga artikel ini membuka mata masyarakat akan realitas di sekitar mereka dan mendorong kesadaran akan perlunya dukungan untuk keluarga yang mengalami perceraian.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun