Mohon tunggu...
Nafa Utari Wibowo
Nafa Utari Wibowo Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

patient and merciful

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kisah Anak Cantik yang Dibuang oleh Ibu Kandungnya

6 Januari 2024   19:32 Diperbarui: 6 Januari 2024   19:43 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di sebuah kota yang penuh dengan kesibukan dan tekanan hidup, terlahir seorang bayi perempuan ke dunia. Matahari terbenam saat bayi itu menangis memenuhi kamar kecil sebuah rumah dengan kondisi yang sangat mengkhawatirkan. Ibunya, seorang wanita muda bernama Sarah, duduk di tepi tempat tidur dengan mata berkaca-kaca dan hati penuh keputusasaan. Sarah adalah wanita yang di tinggalkan oleh suaminya, selama mengandung ia hidup sendiri dan membiayai hidup tanpa di dampingi oleh sang suami. 

Sangat miris memang, seorang ibu yang sedang mengandung mendapatkan derita yang cukup menyedihkan,tetapi kehidupan akan terus berjalan ia berusaha untuk tetap tegar dan menerima segala cobaan hidup yang menimpanya. 

Wanita itu, seorang pekerja keras dengan pekerjaan yang minim penghasilan, ia mempunyai niat untuk memberikan anaknya kepada yang lebih membutuhkan jika sudah saatnya anak itu lahir ke dunia, karena merasa terjepit dalam jerat kehidupan yang keras dan ia merasa tak mampu memberikan masa depan yang layak bagi anaknya. Setelah bayi perempuan yang cantik itu lahir di dunia ia membuat keputusan sulit, bayinya dibiarkan di depan pintu sebuah rumah sakit dengan harapan bahwa seseorang yang lebih mampu dapat memberikan kehidupan yang lebih baik dan bayi itu bisa tumbuh dengan layak oleh siapapun yang nantinya akan merawat bayi kecilnya, ia tidak memikirkan dengan fikiran yang jernih untuk kedepannya, dan ia pun tidak memiliki rasa tega karena telah membuang bayinya sendiri. 

Bayi kecil itu ditemukan oleh seorang perawat malam bernama Elsa. Elsa, yang telah lama bekerja di rumah sakit itu, merasa simpati dan prihatin melihat bayi yang ditinggalkan, siapa yang tega melihat bayi yang baru lahir dan tidak mempunyai dosa di buang begitu saja dengan kondisi bayi yang sangat memprihatinkan, karena rasa sedih dan kasihan ia langsung mengambil bayi itu dan memberi nama bayinya dengan Cantika Rahma Putri yang artinya gadis cantik yang mempunyai hati ramah.

Akhirnya perawat itu ingin memberikan bayi itu kepada panti asuhan, karena ia berpikir bahwa tempat terbaik untuk merawat dan membesarkan sang bayi yaitu di panti asuhan. Cantika tumbuh di panti asuhan yang dipenuhi dengan anak-anak yang juga banyak mengalami nasib serupa. Meskipun kurangnya kehadiran orang tua biologis, Cantika tumbuh menjadi gadis yang ceria dan penuh semangat. 

Ia selalu bertanya-tanya tentang asal-usulnya, namun perawat yang bernama Elsa, yang telah menganggapnya sebagai anak kandungnya sendiri, merahasiakan kenyataan yang sebenarnya.

Pada usia 18 tahun, Cantika menemukan sebuah surat yang ditinggalkan oleh ibunya di rumah panti asuhan. Surat itu membuka pintu rahasia panjang yang telah terkunci selama bertahun-tahun. Cantika memutuskan untuk mencari Sarah, ibunya, dengan harapan mendapatkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang menghantuinya.

Perjalanan Cantika membawanya ke kota kecil di mana Sarah tinggal. Mereka bertemu di tengah hujan deras, dan kilatan cahaya petir seolah menciptakan momen magis. Sarah terkejut dan bersalah melihat Cantika yang telah tumbuh besar. Cantika, dengan lembut, mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada Sarah dan memahami keputusan sulit yang dibuat ibunya dulu.

Mereka memulai perjalanan rekonsiliasi dan perlahan membangun hubungan yang terputus. Sarah belajar untuk menerima dirinya sendiri dan menyadari bahwa cinta seorang ibu tidak selalu diukur dari kehadiran fisik, melainkan dari ikatan batin yang terjalin.

Kisah Cantika dan Sarah menjadi bukti bahwa, dalam kehidupan yang penuh perjuangan, cinta dan pengampunan dapat menyatukan hati yang terpisah oleh takdir yang sulit.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun