Mohon tunggu...
Nur Mazidah Nafala
Nur Mazidah Nafala Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Politik

Gafatar, Dibumihanguskan atau Disayang?

26 April 2023   07:00 Diperbarui: 26 April 2023   06:57 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Apa itu Gafatar?
Seperti yang sudah kita ketahui, akhir-akhir ini Gafatar sedang ramai diperbincangkan di berbagai media. Ya, apa itu Gafatar, pasti sedang terlintas di benak kita saat pertama kali mendengarnya. Gafatar merupakan singkatan dari Gerakan Fajar Nusantara yang merupakan organisasi yang mengklaim bergerak di bidang sosial dan budaya. Deklarasi Gafatar dilaksanakan pada Sabtu 21 Januari 2012 di gedung JIEXPO Kemayoran, Jakarta.
Visi, misi, tujuan dan program kerja organisasi kemasyarakatan ini sama sekali tak menyebutkan nama satu agama. Dalam dasar pemikiran Gafatar dituliskan bahwa bangsa Indonesia disebut belum merdeka seutuhnya dari sistem penjajahan neokolonialis dan neoimperialis.
"Kenyataan ini membuat kami menjadi terpicu untuk berbuat. Tak bisa duduk diam tanpa melakukan apa-apa untuk kemajuan dan kejayaan bangsa."
Tudingan Aliran sesat
Gafatar dituding sebagai perpanjangan dari sekte Al-Qiyadah al-Islamiyah. Al-Qiyadah al-Islamiyah adalah sebuah gerakan yang didirikan pada tahun 2006 lalu, oleh Ahmad Musaddeq alias Abdussalam mengaku dirinya sebagai nabi setelah nabi Muhammad SAW.
Pada tahun 2007 aliran Al-Qiyadah Al-Islamiyah dinyatakan sesat oleh MUI (Majelis Ulama Indonesia) setelah menjalani penelitian secara subyektif selama 3 bulan karena menyimpang dari ajaran Islam dan melakukan sinkretisme agama. Lalu, pada tahun 2008, Pengadilan Negeri Jakarta Selatan memvonis Musaddeq 4 tahun penjara dipotong masa tahanan atas pasal penodaan agama.
Aliran ini mempercayai bahwa Moshaddeq adalah Masih Al'Mau'ud, Mesias Yang Dijanjikan untuk ummat penganut ajaran Ibrahim / Abraham meliputi Islam (bani Ismail) dan Kristen (bani Ishaq), menggantikan Muhammad.
 
Ahmad Musadeq kemudian menyatakan berotobat dari aliran sesatnya, namun ia diduga masih menyebarkan aliran sesatnya dengan mengganti nama aliran Al-Qiyadah Al-Islamiyah dengan nama Milah Abraham yang berkembang di daerah Depok, Jawa Barat.
Jika dilihat dari pergerakannya, Ahmad Musadeq dan para koleganya masih terus mengembangkan jaringan aliran sesatnya dengan berganti-ganti nama untuk menghindari kecurigaan. Al-Qiyadah Al-Islamiyah kemudian Milah Abraham dan sekarang Gafatar (Gerakan Fajar Nusantara).
Perlukah eks Gafatar di bumi hanguskan?
Nah, disini pemerintah harus ikut campur tangan (cawe-cawe). Dukungan dari masyarakat dan pemerintah untuk menuntun mereka, bukan malah menghancurkan, mengusirmereka tanpa adanya perikemanusiaan  seperti yang terjadi di kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat lalu. Itu kesalahan besar!
Seperti firman Allah dalam surat Al-Hujarat ayat 9:

Artinya: "Dan apabila ada dua golongan orang mukmin berperang, maka damaikanlah antara keduanya. Jika salah satu dari keduanya berbuat zalim terhadap (golongan) yang lain, maka perangilah (golongan)yang berbuat zalim itu, sehingga golongan itu kembali kepada perintah Allah. Jika golongan itu telah kembali (kepada perintah Allah), maka damaikanlah antara keduanya dengan adil. Sungguh, Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil."
Peran penting juga harus dimainkan oleh para 'Alim Ulama' Ahlusunnah wal jama'ah. Yang seharusnya menuntun sekaligus memberikan sandaran yang pas untuk mereka. Apalagi peran kita para santri pesantren yang berlatar belakang Ahlusunnah wal jama'ah seperti Pesantren Progresif ini. Oleh karena itu, kita sebagai calon pemimpin bangsa dan agama, sudah seharusnya belajar benar-benar untuk menghadapi dan memahami  berbagai macam wajah dunia. Sekaligus menjadi pemeran utama dalam menyelesaikan persoalan-persoalan yang ditanggung jawabkan kepada kita. [Mazz]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun