Mohon tunggu...
Nafaisatul Wilda
Nafaisatul Wilda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Politik, Universitas Sains Al-Qur'an

whatever you are, be a good one.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Meningkatkan Kesehatan Remaja Putri, Efektivitas Pemberian Tablet Tambah Darah di Posyandu

15 November 2024   09:35 Diperbarui: 15 November 2024   10:29 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pinterest.com/idedekorrumah

Kegiatan ini biasanya ditargetkan untuk para remaja dan orang dewasa. Penyuluhan ini biasanya berupa memberikan edukasi tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) serta konseling mengenai penyakit menular seperti HIV dan AIDS yang mana sering kali menjarah anak anak muda pada saat ini.

pinterest.com/antodambrosio1995
pinterest.com/antodambrosio1995
Selain HIV dan AIDS yang saat ini menjadi masalah utama, anemia juga akhir akhir ini mencuri perhatian yang bahkan sampai saat ini masih menjadi masalah yang sering diabaikan. Pasalnya banyak remaja terutama remaja putri yang enggan sekali memperhatikan kebutuhan zat besi mereka. Padahal kebutuhan zat besi mereka jauh lebih tinggi dibandingkan kebutuhan zat besi pada laki-laki. Remaja putri saat ini sangat mengabaikan kebutuhan zat besi mereka dengan banyak mengonsumsi makanan makanan yang dapat menghambat penyerapan zat besi seperti coklat, kopi dan teh dibandingkan dengan mengonsumsi makanan yang lebih sehat dan bergizi. Sehingga tak jarang remaja terutama remaja putri yang banyak mengalami anemia.

Anemia merupakan suatu kondisi yang ditandai dengan kekurangan sel darah merah atau hemoglobin. Menurut WHO (World Health Organization) kadar hemoglobin normal pada remaja putri di usia diatas 15 tahun yaitu >12,0 g/dl (>7,5 mmol). Kebutuhan zat besi yang lebih tinggi daripada laki laki membuat perempuan yang tidak jarang mengalami anemia, hal ini bisa dikarenakan kebutuhan zat besi meningkat selama tahap perkembangan fisik dan kognitif yang krusial. Namun, hal itu tidak menjadikan bahwa laki-laki tidak dapat terkena anemia, meskipun tidak setinggi perempuan, laki-laki yang tidak memperhatikan kebutuhan zat besi mereka juga dapat mengalami anemia. Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor seperti salah satunya adalah ketika seorang laki-laki yang sedang menjalani diet ekstrim dan tidak dapat mencukupi kebutuhan zat besi, maka seiring berjalannya waktu tubuh dapat mengalami defisiensi sehingga dapat mengalami anemia.

Diperkirakan 1/3 populasi dunia mengalami anemia. Sedangkan menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia (2018) tingkat anemia pada remaja di usia 15-24 tahun sebesar 32%. Hal ini berarti bahwa sebanyak 3-4 remaja dari total 10 remaja mengalami anemia. Anemia ini biasanya ditandai dengan wajah yang pucat diiringi oleh lemah, letih, lesu, sakit kepala, pusing dan mata berkunang-kunang. Dalam kasus yang lebih parah penderita anemia dapat mengalami kram pada bagian kaki dan insomnia. Penyebab umum terjadinya anemia bisa disebabkan oleh berbagai faktor seperti kekurangan nutrisi (zat besi, vitamin B12, asam folat), dan ataupun karena terjadi pendarahan akibat menstruasi atau cedera yang mengakibatkan kehilangan banyak darah. Cara untuk mengatasi anemia juga dapat dilakukan dengan mengonsumsi suplemen penambah zat besi seperti tablet tambah darah atau mengonsumsi makanan yang kaya akan nutrisi seperti daging merah, sayur sayuran (bayam, brokoli), dan buah buahan yang kaya vitamin C seperti jeruk dan kiwi guna meningkatkan penyerapan zat besi.

Pemberian suplemen penambah zat besi seperti tablet tambah darah (TTD) merupakan langkah yang paling efektif guna mencegah terjadinya anemia pada remaja terkhusus bagi remaja putri. Meskipun banyak sekali remaja putri yang enggan mengonsumsi tablet tambah darah (TTD) ini dengan alasan mual atau pusing setelah mengonsumsi tablet tambah darah, pemberian tablet tambah darah tetap dilakukan. Biasanya Posyandu akan memberikan tablet ini disekitar bulan mei ataupun juni dengan diberikan pada remaja melalui sosialisasi kesehatan yang diadakan di sekolah maupun di luar sekolah, dan bisa juga diberikan secara langsung dengan mendatangkan rumah rumah.

Tablet tablet darah (TTD) ini mulai dilakukan pada remaja putri saat usia 12-18 tahun dengan memberikan satu tablet setiap minggunya selama 53 minggu. Artinya, remaja putri diharuskan meminum tablet tambah darah ini setiap minggu satu kali selama satu tahun penuh. Konsumsi obat ini dianjurkan setelah makan dengan air putih serta hindari meminum teh ataupun susu secara bersamaan.

Mengonsumsi suplemen tablet tambah darah (TTD) bukan hanya semata-mata untuk mencegah anemia, melainkan lebih dari itu yaitu untuk investasi jangka panjang. Remaja putri yang bebas anemia memiliki peluang yang lebih baik untuk menjalani kehidupan dimasa depan, menjalani kehamilan yang sehat dan dapat melahirkan bayi dengan berat badan yang ideal serta mencegah bayi dilahirkan tumbuh dengan masalah gizi stunting.

Dengan mengetahui manfaat yang ditawarkan oleh tablet tambah darah ini, remaja putri dapat lebih sadar akan pentingnya menjaga kesehatan mereka selama masa pertumbuhan dan perkembangan dengan mengonsumsi tablet tambah darah.

Yuk... Remaja sehat minum tablet tambah darah demi masa depan yang lebih cerah. SALAM SEHAT.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun