My Class 4: 15 0kt0ber 2013
Filsafat Manusia: Pertarungan Jiwa & Tubuh Rene Descrates
Ada Dua hal penting yang harus diketahui sebelum masuk ke pemikiran Descartes tentang manusia. Pertama, mengenai dominasi ilmu biologi Aristotelian Semua organisme, dianggap mempunyai jiwa. Yakni jiwa vegetatif. Dengan jiwa vegetatif semua organisme mampu menyerap makanan dan bereproduksi. Akan tetapi pada hewan terdapat jiwa tambahan yaitu jiwa sensitive ( jiwa hewani ). Makhluk hidup yang dipandang paling tinggi derajatnya yaitu manusia, karena memiliki jiwa rasional.
Hal yang kedua yang perlu diketahui yaitu pengalaman Descartes mengenai bergeraknya patung – patung oleh dorongan air. Kalau para pengunjung menginjak piring – piring yang tersembunyi dibawah lantai, maka air akan mengalir melalui pipa – pipa dan katup – katup yang terdapat dalam patung – patung, sehingga patung – patung tersebut bergerak. Ternyata patung – patung yang hanya sekedar hiburan tersebut memberikan ilham bagi descrates untuk teori – teorinya tentang badan – badan yang hidup, yang anggapannya digerakkan oleh kekuatan – kekuatan mekanis.
Metode Descartes    : Pada prinsipnya, Descartes ingin menunjukkan kepada kita jalan menuju kepastian. Jalan itu adalah melalui keragu – raguan. yakni meragukan segala hal, dan kemudian mengambil sebagai aksioma apapun yang terbukti tidak dapat diragukan. Dalam sebuah karyanya yang berjudul “ Rules for the Direction of the Mind “ , Descartes berusaha menunjukkan metodenya ini diterapkan pada analisa dunia fisik ia menyimpulkan, bahwa hanya terdapat dua sifat dasar yang jelas dan terpilah – pilah, atau yang tidak bisa diragukandan dianalisis lagi yakni keluasan atau ekstensi ( dimensi ruang tempat berdiamnya benda – benda ) dan gerak ( motion ).
Filsafat Descartes tentang Jiwa dan Pertaliannya dengan Tubuh : Konsekuensi yang bisa ditarik dari hal diatas adalah bahwa jiwa pastilah merupakan sesuatu yang berbeda dengan tubuh. Jiwa adalah satu hal, dan tubuh adalah hal yang lain.Tubuh seperti benda – benda fisik lainnya, terdiri dari partikel – partikel yang bergerak dan memiliki keluasan. Jiwa yang esensinya adalah kesadaran dan berpikir, keberadaannya tidak bergantung pada ruang dan waktu karena ia merupakan “ substansi “ yang immaterial atau non fisik.
Jadi filsafat Descartes menempatkan rasio dan fungsi – fungsi intelektual jiwa sebagai sesuatu yang lebih fundamental dari pada pengalaman indera. Karena alasan ini, Descartes biasa disebut rasionalis. Karena system filsafatnya menmpatkan ide – ide bawaan sebagai sesuatu yang mendahului pengalaman kongkret. Ia juga disebut nativis, Lawan dari posisi ini yang berpendapat bahwa roh atau jiwa pada prinsipnya muncul dari pengalaman kongkret. Atau tidak ada ide bawaan yang terlepas dari pengalaman inderawi – dinamakan empiris. Descartes pun dinamakan seorang dualis karena pembedaannya yang tajam antara dua substansi tubuh dan jiwa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H