Mohon tunggu...
Naely Fiddiana
Naely Fiddiana Mohon Tunggu... -

Mengejar mimpi dalam Filsafat Manusia

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filsafat & Human ?

18 Desember 2013   08:13 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:48 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

My Class 2 : 24 september 2013

Filsafat & Human ?

Apa itu Filsafat Manusia ? tentu saja ini menjadi pertanyaan pertama untuk mempelajarinya, Kata filsafat berasala dari bahasa yunani ”philosophia” yaitu cinta pengetahuan. Terdiri dari kata philosyang berarti cinta, senang dan suka, serta kata sophia berarti pengetahuamn, hikmah, dan kebijaksanaan.Sedangkan manusia adalah Manusia disebut juga insane dari bahasa arab,yang berasal dari kata nasiya yang berarti lupa , dari kata dasar al-uns yang berarti jinak. karena manusia memiliki sifat lupa dan jinak artinya manusia selalu menyesuaikan diri dengan keadaan yang baru disekitarnya.jadi Filsafat manusia adalah ilmu pengetahuan yang hendak secara khusus merefleksikan hakekat atau esensi dari manusia.

Dalam Mengkaji ilmu, psikologi, sosiologi, antropologi, dan filsafat manusia mempunyai kemiripan, metode pendekatan yang digunakan sangatlah berbeda. Secara umum, psikologi, sosiologi, dan antropologi menggunakan metode yang berfokus pada fakta-fakta empiris yang bisa diukur. Fakta-fakta itu kemudian dianalisis dengan menggunakan metode eksperimental. Di sisi lain, filsafat manusia tidak membatasi diri pada fakta-fakta empiris semata. Yang menjadi kajian dari filsafat manusia adalah segala sesuatu mengenai manusia, sejauh bisa dipikirkan secara rasional. Dimensi metafisis, spiritual, dan universal dari manusia, yang tidak bisa didekati secara empiris, justru menjadi kajian terpenting filsafat manusia. Meskipun demikian baik filsafat maupun ilmu lainnya pada dasarnya bertujuan untuk menyelidiki, menginterpretasi, dan memahami gejala-gejala atau ekspresi-ekspesi manusia

Ilmu filsafat memiliki obyekformal dan obyek material. Obyek formal adalah cara pendekatan yang dipakai atas obyek material, yang sedemikian khas sehingga mencirikan atau mengkhususkan bidang kegiatan yang bersangkutan. Jika cara pendekatan itu logis, konsisten dan efisien, maka dihasilkanlah sistem filsafat. Filsafat berangkat dari pengalaman konkret manusia dalam dunianya. Pengalaman manusia yang sungguh kaya dengan segala sesuatu yang tersirat ingin dinyatakan secara tersurat. Dalam proses itu intuisi (merupakan hal yang ada dalam setiap pengalaman) menjadi basis bagi proses abstraksi, sehingga yang tersirat dapat diungkapkan menjadi tersurat.

Obyek material adalah apa yang dipelajari dan dikupas sebagai bahan (materi) pembicaraan, yaitu gejala "manusia di dunia yang mengembara menuju akhirat". Dalam gejala ini jelas ada tiga hal menonjol, yaitu manusia, dunia, dan akhirat. Maka ada filsafat tentang manusia (antropologi), filsafat tentang alam (kosmologi), dan filsafat tentang akhirat (teologi - filsafat ketuhanan; kata "akhirat" dalam konteks hidup beriman dapat dengan mudah diganti dengan kata Tuhan). Antropologi, kosmologi dan teologi, sekalipun kelihatan terpisah, saling berkaitan juga, sebab pembicaraan tentang yang satu pastilah tidak dapat dilepaskan dari yang lain. Juga pembicaraan filsafat tentang akhirat atau Tuhan hanya sejauh yang dikenal manusia dalam dunianya.

Dalam filsafat, ada filsafat pengetahuan. "Segala manusia ingin mengetahui", itu kalimat pertama Aristoteles dalam Metaphysica. Obyek materialnya adalah gejala "manusia tahu". Tugas filsafat ini adalah menyoroti gejala itu berdasarkan sebab-musabab pertamanya. Filsafat menggali "kebenaran" (versus "kepalsuan"), "kepastian" (versus "ketidakpastian"), "obyektivitas" (versus "subyektivitas"), "abstraksi", "intuisi", dari mana asal pengetahuan dan kemana arah pengetahuan. Pada gilirannya gejala ilmu-ilmu pengetahuan menjadi obyek material juga, dan kegiatan berfikir itu (sejauh dilakukan menurut sebab-musabab pertama) menghasilkan filsafat ilmu pengetahuan. Kekhususan gejala ilmu pengetahuan terhadap gejala pengetahuan dicermati dengan teliti. Kekhususan itu terletak dalam cara kerja atau metode yang terdapat dalam ilmu-ilmu pengetahuan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun