Tegal mengalami gagal panen akibat serangan hama tikus. Hama tikus merupakan salah satu hama yang sangat merugikan petani dan relatif sulit untuk dikendalikan. Tikus juga mempunyai perkembangbiakan yang sangat pesat, sehingga populasinya terus bertambah pada kondisi lingkungan yang sesuai.
Sudah lebih dari dua periode tanam, petani di Desa Jejeg Kec. Bumijawa Kab.Selain tanaman padi yang gagal panen, tikus juga merusak tanaman jagung milik petani.
Petani sudah berupaya melakukan tindakan pengendalian dengan memberikan racun tikus (rodentisida) kimia seperti Pospit. Akan tetapi, hasilnya kurang memuaskan. Bahkan, beberapa petani memilih untuk tidak menanami lahannya untuk sementara waktu.
Mahasiswa KKN-T IPB bersama kelompok tani membuat rodentisida organik yang terbuat dari bahan alami seperti umbi gadung dan kulit batang kamboja. Penggunaan bahan organik ditujukan untuk menekan penggunaan bahan kimia dan sebagai upaya terciptanya sistem pertanian organik di Desa Jejeg. Pemilihan rodentisida organik ini juga memiliki sejumlah keuntungan, yakni relatif aman, ramah lingkungan, murah, dan mudah didapatkan.
Pembuatan rodentisida organik dilaksanakan pada Kamis, 14 Juli 2022 dan dilanjutkan dengan pengeringan selama 3 hari untuk mendapatkan rodentisida yang berbentuk padat. Pengaplikasian rodentisida organik dilakukan pada lahan sawah milik Bapak Wahyudin Baihaqi, salah satu ketua kelompok tani. Selain itu, dilaksanakan penyuluhan dan edukasi kepada kelompok wanita tani mengenai manfaat rodentisida, cara pembuatan serta pengaplikasian pada hari Jumat, 22 Juli 2022.
Bapak Wahyudin Baihaqi berharap pemberian rodentisida organik ini dapat mengatasi hama tikus yang terjadi di Desa Jejeg. “Sangat membantu petani,sangat meringankan petani. Insya Allah 1 atau 2 bulan tikusnya bisa habis” tutur beliau.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H