Kegiatan Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) menjadi wadah bagi para mahasiswa menyalurkan berbagai macam kegiatan positif pada  masyarakat. PMM sendiri bertujuan untuk mengaplikasikan Hilirisasi hasil penelitian Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Salah satunya yang dilakukan oleh kelompok 43 gelombang 4 pada Kamis, 3 Agustus 2023. Dengan beranggotakan Bergas Bara Satya, Naela Saumi Zuventin, Ferina Nur Aqilah, Angelia Pramita Rahwamati, dan Prabawati Sinta Mario yang berasal dari prodi Fisioterapi. Di dampingi Dosen Pembimbing Lapangan Ibu Ririn Harini, S.Kep., Ns., M.Kep.Â
Kegiatan Pengabdian ini dilaksanakan di  Yayasan Bina Asih Tunas Unggul yang berlokasi di Jl. Arjuna No.126, Torongrejo, Kec. Junrejo, Kota Batu, Jawa Timur. Untuk meningkatkan sektor usaha mandiri berupa UMKM, kelompok 43 mencoba inovasi yang mudah diterapkan yaitu Pembuatan Telur Asin. Ide ini diperoleh dalam rangka memperluas dan menerapkan praktek dalam sektor usaha di Panti Asuhan. Dengan pembuatan telur asin yang relatif mudah dan memiliki nilai jual kegiatan ini diharapkan memiliki dampak positif serta dapat membantu perekonomian dan sarana peningkatan mutu dan hasil produk yang beragam. Dalam menerapkan praktek dan informasi pembuatan telur asin yang baik dan berkualitas kelompok 4 memberikan alat dan bahan yang memenuhi syarat dan tentunya higienis.
Kegiatan ini dilakukan melalui praktek langsung yang dilakukan oleh seluruh anggota kelompok 43. Kegiatan ini diikuti oleh kurang lebih 20 warga Panti Asuhan Yayasan Bina Asih Tunas Unggul. Pembuatan telur asin ini menggunakan metode abu gosok yang telah disediakan. Abu gosok sendiri merupakan salah satu media yang lazim digunakan untuk membuat telur asin. Selain abu gosok, bintang utama yang dipakai dalam pembuatan telur asin pada umumnya adalah telur bebek yang masih segar. Sebelumnya telur bebek ini diolah dengan diamplas terlebih dahulu. Menurut jurnal Efek Penggunaan Abu Gosok Dan Serbuk Bata Merah Pada Pembuatan Telur Asin Terhadap Kandungan Mikroba Dalam Telur menyatakan bahwa pengamplasan telur bebek sebelum diolah dapat membantu pelebaran pori-pori dari kulit bebek tersebut sehingga adonan lapisan luar yang berasal dari campuran garam, air, dan abu gosok dengan takaran yang sudah ditentukan dapat meresap dengan lebih baik.
Selain meningkatkan program UMKM dari Panti Asuhan, kegiatan membuat telur asin juga digemari oleh anak-anak yayasan panti asuhan. Selain mengajarkan cara mengolah bahan makanan dan cara pengawetan pengasinan telur bebek yang populer di kalangan masyarakat, kegiatan ini memberikan suasana belajar di luar ruangan yang menyenangkan.Â
Pembuatan telur asin digemari karena anak-anak senang mencoba melakukan praktek secara langsung dan dapat mengamati hasil pekerjaan mereka. Dalam proses pembuatan telur asin oleh kelompok 43 dengan senang hati mendampingi dan memberikan arahan agar mudah dimengerti bagi anak-anak. Penjelasannya sendiri dilakukan dengan metode yang menyenangkan. Anak-anak kecil pun dapat melakukan instruksi dengan mudah sesuai contoh yang diberikan. Menyesuaikan dengan usia anak-anak penjelasan dan contoh dibuat sesederhana dan seseru mungkin.
Pengolahan telur bebek menjadi telur asin merupakan proses pengolahan bahan makanan yang cukup populer di kalangan masyarakat indonesia. Alasannya didukung oleh proses pembuatannya yang tidak sulit dan alat dan bahan yang terbilang mudah dijangkau. Proses pengasinan merupakan pengolahan telur bebek yang bertujuan untuk meningkatkan nilai jual serta cara konsumsi yang memiliki daya tahan lebih awet karena telah diasinkan.Â
Mengapa telur bebek sendiri dipilih menjadi bahan pembuatan telur asin karena bahannya selain bergizi juga kulit telur bebek memiliki pori-pori yang lebih besar sehingga memungkinkan rasa asin pada saat pengasinan lebih terasa dan hasilnya lebih enak.Â