Suatu kegiatan bisa dikatakan “belajar” apabila bisa merubah tingkah laku pada diri seseorang. Perubahan tingkah laku itu biasanya bersifat temporer seiring dengan pengetahuan yang diterimanya. Apakahbelajar hanya bisa dilakukan di lingkungan formal???? tidak adil jika hal ini terjadi. Belajar dapat terjadi dimana saja selama itu bisa menimbulkan perubahan tingkah laku pada diri seseorang. Seorang pedagang bisa jauh lebih cepat dalam menghitung dibandingkan dengan sarjana matematik misalnya, mengapa demikian? karena pedagang itu belajar dari apa yang dilakukannya dan pembelajaran itu dilakukan terus menerus. Hal ini sesuai dengan teori koneksionisme yaitu hokum belajar latihan yang berbunyi “makin sering suatu pelajaran diulang, maka akan semakin dikuasainya pelajaran itu.”walaupun tidak dilakukan di lingkungan formal, seorang pedagang itu sudah bisa dikatakan belajar karena ia telah melakukan pembelajaran yaitu antara dirinya dengan pembeli. Semakin banyak pembeli maka semakin sering pula ia belajar (menghitung). Itu sudah cukup membuktikan bahwabelajar tidak hanya dilakukan di lingkungan formal saja. Pembelajaran sangatlah berpengaruh dalam proses belajar. Bagaimana seseorang sudah bisa dikatakan melakukan pembelajaran? seseorang bisa dikatakan telah melakukan pembelajaran apabila terjadi komunikasi dua arah antara pelajar dan pengajar dengan menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar, seperti halnya pedagang tadi yang menggunakan teori koneksionisme.
Berbeda lagi dengan belajar dalam lingkungan formal yang melibatkan guru, siswa serta lingkungan tempat belajar dan harus melalui tahap-tahap tertentu dari TK,SD,SMP,SMA, sampai Perguruan Tinggi. Pembelajaran ini ini jauh lebih teratur dan terorganisir karena sudah disesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa baik dalam segi fisik maupun umur. Guru sebagai pengajar mempunyai peran yang sangat penting dalam menunjang keberhasilan belajar siswa,. Guru harus mampu menciptakan pembelajaran yang kondusif agar siswa tersebut bisa dikatakan telah belajar. Wacana inilah yang menggugah semangat para guru untuk terus berusaha menciptakan pembelajaran yang bermakna bagi siswa. Mungkin banyak siswa yang sering mengeluh dengan adanya tugas yang banyak dari guru “tugas inilah, tugas itulah,banyak baget tugas.”,tapi itu tidak lain merupakan upaya guru agar siswa mau belajar dan mengoptimalkan potensi yang dimiliki siswa itu sendiri agar terjadi tujuan dari belajar itu sendiri yaitu perubahan tingkah laku. Ini seharusnya menjadi tantangan bagi siswa dan menimbulkan keyakinan dan motivasi bahwa “aku pasti bisa melakukannya, aku harus memaksa diriku untuk belajar, kapan lagi aku akan belajar? ya dari sekarang inilah, yah aku harus bisa” Allohuma paksa, itulah sebutannya. Selama pemaksaan itu baik untuk diri kita, mengapa tidak kita lakukan? Dan belajar itu bisa dilakukan dimanapun dan kapanpun selama kita mau. Bukankah pengalaman adalah guru yang terbaik? So, Ayo kita belajar!!!!!! Are You Ready????????
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H