Mohon tunggu...
Watashiwainfanf
Watashiwainfanf Mohon Tunggu... Freelancer - Makan enak pasti pintar

manusia yang mencoba menjadi manusia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Film "Cahaya Cinta Pesantren" Part 2

24 Januari 2017   00:32 Diperbarui: 24 Agustus 2023   09:32 4609
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Lanjutan dari part kemarin, alur cerita dari film ini sangat bagus dan menarik ditonton untuk semua usia. Kisah sedih, senang, pahit, manis, cinta, persahabatan, dan keluarga. Menjadi paduan yang pas untuk film yang wajib ditonton. Kisah Shila yang tidak betah di pondok dan ia berniat kabur dari pondok bersama Manda, walaupun rencananya tidak berhasil dan ia harus rela kejar-kejaran dengan seniornya, Rifqi, di pasar. Senior yang ia taksir sejak pandangan pertama ketika telat sholat ke masjid, tetapi di sisi lain ada sosok Abu yang diperankan oleh Rizky Fabian ia tak kenal lelah untuk mengejar Shila, karena baginya Shila adalah rembulannya.

Tak hanya itu, Abu pun sering mengirimi Shila puisi-puisi romantis tapi Shila menolaknya mentah-mentah dengan nada yang keras, disinilah scene yang sangat sangat lucu, pertemuan Shila dan Abu dan perdebatan yang terjadi tiap bertemu. Abu yang mempunyai kebiasaan aneh karena ia selalu menutupi mukanya dengan kedua tangannya kemudian mengenyampingkan tangannya sejajar dengan telinga. Hal ini membuat penonton tertawa karena tingkah konyol Abu yang diperankan oleh Rizki Febian.

Tahun demi tahun pun berlalu Shila, Icut, Manda, dan Aisyah sudah melalui waktu mereka bersama di pondok, masing-masing sudah berkelut dengan organisasi di pondok, ada yang jurnalistik, bagian penerimaan tamu, pramuka dll. Shila berada di bagian jurnalistik karena ia gemar menulis.

Tak lama kemudiaan ia mendapatkan tugas untuk meliput kejuaraan pencak silat antar pondok, suasana yang menengangkan sekaligus menyenangkan karena ia dapat bertatap lebih lama dengan Rifqi, senior yang ditaksirnya. Ia ditugaskan untuk meliput karena disuruh oleh seniornya sekaligus untuk dokumentasi pondok. Sebelum pergi meliput ia bertemu dengan sepupunya Rifqi yaitu Avira yang diperankan oleh Wirda Mansur, Shila sempat cemburu dengan Rifqi ketika dekat dengan Avira. Avira tahu kalau Shila sangat menyukai Rifqi. Kemudian ia langsung menemui Shila dan berbincang-bincang sebentar, Avira menjelaskan semuanya agar Shila tidak salah paham, setelah Avira bercerita bahwa ia dan Rifqi sepupuan, muka Shila berubah menjadi senang dan tersipu malu. 

Saat meliput pertandingan Shila sangat senang ketika melihat Rifqi bertanding, kameranya pun tidak hentinya-hentinya berhenti memotret, disaat ia merasa happy. Tiba-tiba, Abu datang dan menggodanya. Namun, Shila tetap mengabaikannya, Shila tak peduli. Yang ia lihat dan pikirkan hanyalah Rifqi dan Rifqi.

Beberapa hari setelah pertandingan, Shila dan Rifqi sempat berbincang-bincang sebentar mengenai hobi masing-masing. Disitulah Abu melihat keakraban keduanya dan ia merasa cemburu, tapi Abu tidak tinggal diam ia tetap meganggu Shila seperti biasanya. Ketika mereka berseteru, tiba-tiba Rifqi yang sudah menjadi ustadz melihatnya dan langsung menyuruh Shila pergi ke ruangannya “Shila! Ke ruangan saya sekarang!” dan Abu juga disuruh pergi. 

Sesampainya di ruangan Rifqi, Shila disuruh membantunya untuk membereskan buku-buku, terjadi perdebatan sengit antara Rifqi dan Shila, intinya Rifqi gak mau liat Shila berduaan dengan cowok lain apalagi yang bukan muhrim, tapi Shila menjawabnya dengan tegas “Terima kasih sudah mengingatkan, saya akan patuh dengan perkataan dengan laki-laki yang akan menjadi suami saya”. Bagaimana ekspresi Shila dan Rifqi? Shila langsung pergi, dan Rifqi langsung beristighfar. Setelah kejadian tersebut, Shila dan Rifqi sama-sama diam ketika berpapasan. Sebenarnya Rifqi juga menyukai Shila, tapi karena ia masih kaku dan canggung ia belum berani mendekati apalagi menyatakan perasaannya pada Shila, dan perlahan-lahan Rifqi mulai berani mendekati Shila. Meskipun sebatas bertemu dan ngobrol sebentar, tapi hal tersebut yang membuat keduanya bahagia.

Sebenarnya Buya bermaksud menjodohkan Rifqi dan Shila, tapi menunggu momen yang pas untuk membicarakan hal ini kepada Shila dan Rifqi. Cerita sebelumya, Icut dan Shila sempat bertengkar gara-gara salah paham, tak lama mereka pun menjadi cuek-cuekan, sampai selesai imtihan atau ujian dan sampai mereka lulus. Awalnya karena Icut tak terima Shila mengikuti lomba menulis, padahal saat itu Shila berada dalam kondisi yang terpuruk karena mamaknya tidak bisa membiayai kehidupannya di pondok karena bapak yang amat ia sayangi sudah dipanggil Tuhan. Disitulah niat Shila untuk mengikuti lomba tersebut karena ingin mendapatkan beasiswa dari pondok.

 Tak lama, Icut marah-marah padanya “sahabat seharusnya mengerti sahabatnya tanpa memberi tahu alasannya” itu yang diucapkan Icut, sejak saat itu mereka mulai berdiam satu sama lainnya, hingga tibalah kelulusan. Shila mendapat peringkat cumlaude diangkatannya dan ia diangkat sebagai ustadzah tapi ia tidak mau mengambil kesempatan tersebut dan Shila memberikan sambutan terakhirnya di mimbar sambil menangis “kalau kita melakukan sesuatu karena Allah, maka kita tak akan kenal namanya sakit hati atau kecewa”. Ia kemudian memutuskan, untuk memberikan "hadiah" yang diberikan oleh pimpinan pondok untuk Icut. Karena Shila tahu Icut sangat ingin mengabdikan dirinya di pondok tersebut, sedangkan Shila ia ingin mengabdi di luar dan ingin menjadi penulis terkenal.

Ending dari perseteruan Shila dan Icut ini. Meraka sama-sama ingin mengikuti lomba ini demi mendapatkan beasiswa full, tapi karena Icut tahu bahwa Shila yang menang Icut sangat marah, setelah kejadian ini mereka bertemu di atap sekolah dan membicarakan hal ini dengan baik-baik tak lupa ditemani oleh Manda dan Aisyah. Shila menjelaskan semuanya kalau semua ini adalah salah paham, Icut pun menjadi luluh dan meminta maaf kepada Shila. Akhirnya mereka sama-sama menangis haru dan mereka kembali bersatu sebagai sahabat.

Akhir cerita....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun