Mohon tunggu...
Ummu Zahrotun Nadzifah
Ummu Zahrotun Nadzifah Mohon Tunggu... -

the most beautiful time is the one with you love the most

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Cemas, Bagaimana Solusi yang Tepat??

8 Oktober 2014   03:14 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:58 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Akhir tahun selalu menjadi favorit perbincangan di kalangan pelajar. Apalagi mereka yang berada di kelas penghujung, entah itu SD kelas 6, SMP kelas 9, atau SMA kelas 12. Mengapa? Apa yang menjadi favorit perbincangan mereka? Ya. Negara kita menghendaki adanya evaluasi pembelajaran di setiap akhir tahap sekolah, atau yang biasa kita sebut sebagai UAN. UAN menjadi perbincangan yang tidak ada habis-habisnya setiap waktu, baik yang pro maupun kontra.

Nah, bagi para pelajar sendiriUAN dianggap sebagai momok yang sangat menakutkan. Mereka terkungkung dalam pikiran-pikiran seperti bagaimana model soal UAN tahun ini? Apakah dirinya bisa mengerjakan semua soal? Bagaimana hasil UAN-nya? Apakah dia lulus? Bagaimana jika seandainya dia tidak lulus? Apa yang akan dilakukannya? Dan ketika lulus, berapa nilainya? Apakah bisa melanjutkan ke sekolah favorit?

Ujian inilah yang menentukan kelulusan para siswa, menjadi tolok ukur kemampuan dirinya untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, dan tentunya sebagai modal untuk mendaftarkan diri di sekolah favorit. Karena keinginan-keinginan inilah, lulus UAN dianggap sebagai satu-satunya cara yang harus terpenuhi. Sehingga berbagai persiapan dilakukan untuk mendapatkan predikat lulus itu. Dari mulai mengikuti bimbel, menambah alokasi waktu belajar, tirakat (puasa), melakukan doa bersama, meminta doa restu (red: sungkem) pada orang tua, dan sebagainya.

Yang menjadi pertanyaan adalah apakah persiapan-persiapan yang dilakukan itu sudah cukup untuk menghilangkan pikiran “UAN sebagai momok?”

Fenomena ini telah menjadi kecemasan sendiri bagi para siswa, institusi pendidikan, orang tua siswa, dan semua pihak terkait. Lantas, apa yang semestinya dilakukan oleh para siswa untuk menghadapi “momok” itu? Memang benar persiapan-persiapan yang dilakukan seperti yang saya tuliskan di atas, namun menurut saya persiapan itu malah dapat menambah tingkat kecemasan siswa.

So, how it should be happen?

Saya teringat dengan konsep terapi realita William Glasser. Jadi menurutnya untuk mencegah timbulnya kecemasan yang harus dilakukan oleh seseorang harus mencakup 4 komponen. yaitu :

a.Doing

Yang dimaksud disini adalah doing right. Seseorang yang mengalami kecemasan harus melakukan tindakan yang tepat. Bagi para siswa yang cemas menghadapi UAN, mereka harus bertindak secara tepat yaitu belajar. Mereka harus memilih tindakan belajar yang efektif, tidak hanya membaca namun bisa diiringi dengan latihan menjawab soal UAN tahun-tahun sebelumnya, diskusi dengan teman, dan sebagainya.

b.Thinking

Yang dimaksud adalah thingking right. Mereka yang sudah doing right berfikir bahwa UAN akan berjalan lancar dan dia bisa mendapatkan hasil maksimal karena dia telah belajar dengan baik dan benar. Intinya disini adalah berfikir positif bahwa ketika kita bertindak dengan benar maka hasilnya akan baik.

c.Feeling

Yang dimaksud adalah feeling right. What does it mean? Maksudnya adalah ketika tindakan kita benar, dan pikiran kita benar (positive thingking), maka akan muncul perasaan tenang dalam diri. Nah, inilah kuncinya menghilangkan kecemasan.

d.Physiology’s respon

Yang terakhir adalah physiology’s respon. Maksudnya adalah ketika seseorang sudah melakukan tindakan yang tepat, memiliki pikiran positif, dan memiliki perasaan yang tenang, maka dia pun akan memunculkan respon-respon fisiologis yang tepat. Seperti detak jantung yang kembali normal, tidak gemetar, tidak berkeringat secara berlebihan, dan sebagainya.

Nah, itulah solusi yang ditawarkan oleh William Glasser untuk menghilangkan kecemasan dalam konsep terapi realitanya. Buat kompasianer yang sekarang sedang mengalami kecemasan, silahkan di coba ya ..

Semoga bermanfaat :-)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun