Mohon tunggu...
Nadyne Rahma R
Nadyne Rahma R Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswi

Saya adalah salah satu mahasiswi aktif Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Eksistensi Pendidikan Berbasis Kearifan Lokal di Tengah Arus Modernisasi di Sektor Pendidikan

21 Agustus 2024   05:22 Diperbarui: 21 Agustus 2024   05:42 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Seperti yang sudah kita semua ketahui, setelah teknologi menjadi semakin maju, teknologi dapat merambah ke berbagai sektor kehidupan manusia. Salah satunya adalah sektor pendidikan. Banyak sekolah serta universitas yang kini telah menggunakan teknologi dalam pembelajarannya. Contohnya seperti LCD, handphone, laptop, dan sebagainya. Penggunaan barang-barang tersebut, terutama handphone serta laptop di lingkungan pendidikan, membuat para pelajar mendapatkan kemudahan dalam belajar. Akses yang tidak terbatas ke seluruh website di dunia. Memungkinkan para pelajar untuk menggapai lebih banyak ilmu.

Tentu saja hal tersebut tidak terlepas dari sisi negatifnya. Dengan mudahnya akses menuju informasi-informasi, tak jarang ada yang terjerumus. Budaya-budaya yang kadang tidak sesuai dengan norma pancasila pun turut dapat terakses. Bahkan mungkin pada suatu kasus, si pengguna hanya ingin menggunakan internet untuk sekedar mencari referensi untuk mengerjakan tugasnya. Namun iklan di dalam website tersebut kurang relevan.

Budaya asing yang semakin sulit untuk tersaring, menjadikan pendidikan berbasis kearifan lokal sangat penting sebagai sarana para pelajar atau masyarakat kembali mempelajari budayanya sendiri yang sudah mulai terlupakan. Dengan menjalankan pendidikan berbasis kearifan lokal, maka pelajar-pelajar Indonesia akan tumbuh dekat dengan budayanya terlebih dahulu sebelum terpapar berbagai macam budaya asing.

Baca juga: Pesta Balen Taun

Diharapkan melalui program ini, maka tunas-tunas bangsa dapat terus melestarikan kearifan lokal mereka. Bahkan mereka dapat mengasah kekreatifan mereka dengan projek-projek kearifan lokal yang dikombinasikan dengan modernisasi. Sehingga terciptalah suatu karya baru dari anak bangsa.

Saat ini, sudah banyak sekolah maupun universitas yang telah mencampurkan kearifan lokal dalam kegiatan belajar mengajarnya. Sudah mulai bermunculan karya campuran antara kearifan lokal dan modernisasi buatan anak bangsa.

Menurut saya sendiri, saya cukup setuju dengan adanya pendidikan berbasis kearifan lokal ini. Selain karena kelebihan-kelebihan yang sudah saya sebutkan tadi, saya sendiri berasal dari sekolah yang memuat program tersebut. Setiap pelajaran pasti akan disisipkan pembelajaran mengenai kearifan budaya lokal. Sehingga secara tidak langsung, kami belajar kearifan lokal di saat yang sama.

Dengan berbagai macam manfaat tersebut, tidak ada alasan untuk tidak melangsungkan program ini. Mungkin, pendidikan berbasis kearifan lokal ini dapat digencarkan sejak TK agar kebudayaan kita telah mengakar sejak lama sehingga dapat menjadi fondasi yang kokoh bagi calon-calon penerus bangsa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun