Mohon tunggu...
Nadyazura Karima
Nadyazura Karima Mohon Tunggu... -

I'm extra-ordinary | kontak saya via twitter @Nadyazura

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Menjadi Riya? Tidak Masalah!

30 Juli 2014   05:50 Diperbarui: 18 Juni 2015   04:53 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

akhir-akhir ini saya sering menscroll timeline akun @Tweet_Riya .

saya baru mengetahui akun tersebut pada bulan ramadhan kali ini, mungkin memang akun tersebut baru juga. coba saja tengok isi twitnya sangat menghibur. lumayan mengisi waktu luang selama berpuasa kemarin seraya menghindar dari hiruk-pikik pilpres yang tidak kunjung usai.

dalam islam, Riya adalah salah satu sifat tercela. Riya menurut artinya adalah menampakan. prilaku Riya dianggap memperlihatkan amal kebaikan kepada sesama manusia. riya bisa juga dianggap pamer.

untuk menghindari prilaku Riya ini kita beribadah dan melakukan  amal baik disarankan untuk sembunyi-sembunyi. karena esensi beribadah adalah untuk mencari ridha Allah.

dalam pengamatan saya, motivasi orang beribadah adalah untuk menghindari neraka dan mendapatkan surga. keimanan diaplikasikan secara Apriori tidak secara Aposteriori. Tuhan diimajikan sebagai seorang Ayah yang Tegas sehingga kita sebagai hamba harus menuruti perintahnya dan menjauhi larangannya. tapi pernahkah tergelitik bagi kita untuk ikut memahami mengapa? sebagian dari kita enggan mengutak-nagtik kepercayan akan iman dan akidah karena terikat pada imaji Tuhan yang seperti tadi.

padahal, kita bisa saja berdamai dengan pengetahuan dan iman. menyelaraskan fungsi agama dan memposisikan diri sebagai Khalifah di Bumi (Al Baqarah ayat 30). karena memang dunia ini tidak adil. kehidupan ini seperti lotre yang kita tidak bisa menentukan akan lahir dari rahim siapa, dengan bentuk fisik seperti apa, lingkungan seperti apa. kita tidak dapat memilih. dunia memang diciptakan tidak adil. maka dari itu kita sebagai manusia bertugas untuk menegakan keadilan di muka bumi sebagai khalifah.

jika kita memahami prilaku riya adalah perbuatan tercela sehingga kita harus sembunyi-sembunyi dalam melakukan amal baik menurut pandangan saya hal ini justru yang tidak menstimulus kita untuk melakukan kebaikan pada sesama. kita malahan sibuk untuk menjelek-jelekan orang lain, sibuk memberi komentar sana-sini. membuang-buang energi dan waktu kita untuk halyang negatif karena hal positif seperti beramal baik harus sembunyi-sembunyi! atau kita akan dianggap Riya. serbasalah

kita harus melihat bagaimana media lebih menyorot pernikahan Kim Kadarshian yang cuma seumur jagung dibanding Angelina Jolie yang membantu anak-anak kelaparan di Afganistan dan Pakistan. dan kita memberi atensi kita pula pada berita Kim Kadarshian. mengapa? apa karena berlomba-lomba menghabiskan uang untuk kepuasan sendiri lebih diperbolehkan dan tidak dianggap pamer dibanding beramal dan menolong orang yang memang kita harus diam-diam.

saya rasa jika kita memang meniatkan beribadah dan beramal baik kepada Tuhan tidak masalah apabila kita publish, gembar-gemborkan karena trend menolong orang yang harus kita utamakan bukan buang-buang uang untuk cari sensasi.

media terus memberitakan tentang gaya hidup konsumerisme karena kita sendiri merasa lebih boleh pamer dalam berbelanja menjadi sosialita dibanding untuk beramal karena takut disebut riya.

saya pikir dengan mempublish aktivitas kita sedang beramal dan membantu ornag lain justru akan membuat orang lain terstimulus untuk melakukan hal yang sama. daripada kita memberitakan kegiatan kita yang habis beli ini-beli itu. ditambah sosial media yang begitu luas bukankah seharusnya lebih mudah bagi kita untuk menyebarkan kegitan dan prilaku yang baik pada masyarakat?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun