Hari raya idul fitri menjadi momen yang berharga untuk para umat muslim, khususnya di Indonesia dengan mayoritas kaum muslim. Setiap tahunnya perayaan hari raya idul fitri selalu mendatangkan suka cita dan kegembiraan setelah berpuasa sebulan penuh.
Hari raya idhul fitri menjadi moment yang sangat tepat untuk bersilaturahim kepada sanak saudara, kerabat, guru hingga tetangga. Silaturahim menjadi salah satu budaya yang harus dijalanin pada saat idhul fitri, salah satunya yaitu ketika seorang murid yang berkeliling kepada guru-gurunya. Biasanya jika berkunjung ke rumah guru, mereka tidak datang sendiri tapi bersama teman-teman lainnya ataupun keluarganya.
Tujuan dari silaturahim tergambar dari apa makna dari silaturahim itu sendiri. Silaturahim mengandung makna untuk mempererat atau menyambung tali persaudaraan atau pertemanan. Esensi lainnya yang hakiki dari silaturahim saat Idul Fitri adalah saling memaafkan kesalahan yang pernah terjadi disebelumnya.
Guru adalah orang yang sudah mendidik kita di sekolah, mulai dari kita kecil hingga dewasa guru menjadi sosok yang sangat berharga. Dengan demikian guru adalah tanpa tanda jasa.
Perjumpaan fisik dengan guru untuk bersilaturahim di hari raya Idul Fitri begitu dirindukan. Meski teknologi sudah memfasilitasi untuk bisa bersilaturahim secara virtual dengan jarak yang jauh membentang, bertemu secara fisik untuk bersilaturahim, apalagi dengan guru, dirasa lebih mengena di hati.
Sebagai murid dan yang sudah lulus tentu tidak akan bisa melupakan guru-guru kita. Tidak ada yang menyebutkan mantan guru, jadi guru tetaplah guru yang harus kita hormati. Maka dari itu kita harus selalu menjaga silaturahim dengan beliau-beliau dan selalu meminta doa kepada para guru.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H