Mohon tunggu...
Nadya farah El Hida
Nadya farah El Hida Mohon Tunggu... Seniman - Pelajar SMA Peacesantren Welas Asih

Penulis bebas yang juga memiliki hobi menggambar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Magang di Sabana Chiken sebagai Santri SMA Peacesantren Welas Asih

9 Mei 2023   16:15 Diperbarui: 9 Mei 2023   16:16 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada tanggal 6 Maret 2023, SMA Peacesantren Welas Asih tengah melakukan kegiatan pembelajaran magang bagi Kelas 10 angkatan satu. Kegiatan magang ini dilakasanakan untuk membangun mental bisnis santri, karena mereka memiliki bisnis mereka masing-masing. Tempat magang dipilih lewat Orangtua yang memiliki koneksi teman atau keluarga yang memiliki bisnis. magang dilaksanakan selama dua minggu tapi apabila ingin lebih dari itu diperbolehkan juga.

Saya sebagai salah satu santri mendapat tempat magang di Sabana Chiken lewat koneksi teman ngaji bunda. teman bunda adalah salah bos di Sabana. Di hari pertama saya diperkenalkan dengan tempat kerja dan beberapa pekerja disana dan pada hari itu juga mulai bekerja. Saya mulai bekerja saat sore hari, saat itu saya hanya membantu hal-hal kecil seperti melipat kardus box makan siang dan membantu menyiapkan pesanan dengan meletakkan saus dan nasi. Saya masih merasa sangat canggung karena saya adalah anak yang tidak terbiasa dengan lingkungan tempat saya kerja.

Hari selanjutnya saya mulai diajar membedakan jenis-jenis ayam dan harganya serta mulai menjualkannya, meski tetap melipat box diwaktu selang. Saya juga diajarkan menggoreng ayam tapi karena saya lebih nyaman melayani pelanggan langsung aku memilih tetap berjaga didepan sedangkan pekerja lain sedang dibelakang menggoreng ayam.

Mereka juga menjual olahan ayam lainnya seperti Nasi box dan ayam geprek dan hari-hari berikutnya mulai belajar membuatnya meski saya sangat tidak pandai membuat ayam geprek karena tidak terbiasa memasak.

Selama menjual ayam aku melihat berbagai jenis pelanggan mulai dari anak SD hingga orang tua. Pada satu hari saat sedang membantu menjual ayam, datang seorang pengemis membawa ibunya yang sudah tua. Pengemis ini meminta membeli ayam dengan harga 5.000 untuk makan ibunya, tapi semua jenis ayam berharga 8.000 keatas. salah satu pekerja datang mendekatiku dan bilang "kasih saja". Dia mengambil satu ayam dada dan memberikannya kepada pengemis itu. Empati dalam hatiku terasa terkikis saat itu juga, betapa baik pegawai itu.

Bos atau para pegawai suka memanggilnya Umi juga adalah orang yang hebat dimataku. Disaat salah satu pegawai tidak bisa datang, beliau datang membantu. Meski jarang datang, melihat beliau langsung dia terlihat sangat tangkas di lapangan sperti dia memang selalu berada disini dan bekerja disini. 

karena tugas yang diberikan sekolah untuk mengenal bos di tempat magang, aku banyak mengobrol dengan Umi kalau dia datang dan sedang luang. Beliau memulai bisnis berjualan ayam untuk membantu suaminya mencari ayam. dimulai dari bekerja dengan gerobak sendiri hingga akhirnya mulai mencari pegawai dan membeli temoat kos untuk jualan.

dengan jujur saya merasa bahwa jualan ayam adalah hal yang rendah tapi pikiran saya berubah dari waktu ke waktu. mereka bekerja keras untuk pekerjaan yang mereka cintai ini dan bahkan banyak suka dan duka dalam membangunnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun