Kesadaran mahasiswa dalam menjaga kebersihan di lingkungan kampus merupakan cerminan tanggung jawab individu terhadap lingkungan. Menurut Wibowo (2011), terdapat tiga indikator kesadaran yang merupakan suatu tahapan untuk merujuk pada tingkat kesadaran diri yaitu pengetahuan, sikap, dan tindakan. Indikator-indikator tersebut merupakan bagian utama dalam meningkatkan kesadaran diri pada mahasiswa terhadap perilaku membuang sampah pada tempatnya. Adapun perbedaan antara area kampus yang bersih dan area yang dipenuhi sampah memunculkan beragam pandangan dari mereka yang merasakan kedua situasi tersebut.
Seorang mahasiswa yang terbiasa berada di area kampus yang bersih menyatakan:
"Ketika saya berjalan di lingkungan kampus yang bersih, rasanya lebih termotivasi untuk belajar. Lingkungan yang terawat memberikan kesan bahwa semua pihak, baik mahasiswa maupun staf, peduli terhadap kampus. Hal ini membuat saya merasa bertanggung jawab untuk menjaga kebersihan, karena saya tidak ingin merusak suasana yang nyaman."
Di sisi lain, seorang mahasiswa yang berada di area yang kurang bersih mengungkapkan:
"Di tempat ini, saya sering kehilangan motivasi untuk peduli pada kebersihan. Sampah yang berserakan membuat saya berpikir, 'Kalau orang lain saja tidak peduli, kenapa saya harus peduli?' Akibatnya, kesadaran untuk membuang sampah pada tempatnya menurun, karena lingkungan seperti ini memberi kesan bahwa membuang sampah sembarangan adalah hal biasa."
Pandangan tersebut menunjukkan bahwa kondisi lingkungan sangat memengaruhi perilaku dan kesadaran mahasiswa. Menurut Bila (2024) lingkungan yang bersih dan sehat dapat memberikan dampak positif terhadap kesehatan fisik dan mental serta meningkatkan kenyamanan belajar. Sebaliknya lingkungan yang kotor dan tercemar dapat menimbulkan berbagai gangguan kesehatan seperti penyakit menular, gangguan pernafasan, dan lain-lain. Fenomena ini sejalan dengan teori broken windows, yang menjelaskan bahwa lingkungan yang tampak tidak terawat dapat memicu perilaku negatif, termasuk membuang sampah sembarangan.
Oleh karena itu, penting bagi kita seorang mahasiswa untuk meningkatkan kesadaran diri dalam membuang sampah pada tempatnya dengan menggunakan pendekatan yang holistik atau pendekatan dengan cara melihat sesuatu secara menyeluruh, dengan mempertimbangkan semua aspek yang saling terkait, seperti fisik, mental, emosional, sosial, dan spiritual.
Tujuannya adalah untuk memahami atau menangani sesuatu secara utuh, bukan hanya fokus pada satu bagian saja. Edukasi tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan juga perlu diimbangi dengan langkah-langkah yang nyata, seperti penyediaan tempat sampah yang memadai, kampanye kebersihan, dan penegakan aturan terkait kebersihan. Upaya ini penting untuk menciptakan lingkungan kampus yang bersih, nyaman, dan mendukung aktivitas akademik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H