Meski mencapai berbagai keberhasilan, Students for Palestine juga menghadapi tantangan signifikan. Salah satu tantangan terbesar adalah tuduhan antisemitisme yang sering dilontarkan terhadap gerakan ini. Kritikus berpendapat bahwa advokasi mereka terlalu bias atau bahkan diskriminatif terhadap komunitas Yahudi. Namun, Students for Palestine secara konsisten membantah tuduhan ini, menegaskan bahwa perjuangan mereka berakar pada prinsip-prinsip keadilan dan hak asasi manusia universal.
Di tingkat institusional, banyak universitas mencoba membungkam gerakan ini melalui ancaman sanksi akademik atau larangan terhadap aksi protes. Misalnya, beberapa mahasiswa di Monash University dilaporkan menghadapi tekanan administratif setelah mengorganisasi acara protes yang melibatkan penggunaan ruang publik kampus tanpa izin (Overland, 2023). Selain itu, fragmentasi internal sering kali menjadi kendala. Dengan cabang-cabang lokal yang memiliki prioritas dan strategi yang berbeda, koordinasi di tingkat nasional terkadang menjadi sulit. Tantangan ini menggarisbawahi perlunya strategi yang lebih terstruktur untuk memastikan keberlanjutan gerakan.
Dalam kesimpulannya, gerakan Students for Palestine di Australia adalah contoh nyata dari kekuatan solidaritas mahasiswa dalam memperjuangkan keadilan global. Dengan memanfaatkan media sosial, membangun jaringan internasional, dan menekan institusi pendidikan tinggi, mereka telah menciptakan perubahan nyata di tingkat lokal dan global.
Namun, perjuangan ini masih jauh dari selesai. Dengan tantangan yang terus meningkat, gerakan ini membutuhkan dukungan yang lebih besar dari komunitas akademik dan masyarakat luas untuk memastikan bahwa advokasi mereka tidak hanya bertahan tetapi juga terus berkembang. Pendekatan strategis, inovatif, dan berbasis data akan menjadi kunci keberhasilan gerakan ini di masa depan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI