Hubungan manusia dengan individu memunculkan simbolik dalam persfektif antropologi manusia memiliki budaya sekaligus simbol didalam individu tersebut yang mempunyai kendali dalam masyrakat kelompok partai politik memiliki peran yang harus dilaksanakan setiap berinteraski dengan berbagai manusia lainya maupun peran diri untuk menciptakan kehidupan sosial yang teratur.
Muncukah istilah yang disebut interaksionisme dalam parati politik dengan masyarakatnya maupun oleh para partai politik ini dikembangkan untuk menganalisis tindakan bersama sebagai upaya koperatif dan kreatif dari simbol manusia kesepakatan sosial dan kendali sosial tidak pernah lengkap, konflik antara individu dengan kelompok dan antara partai politik kepada masyarakatnya selalu menyatu dalam kehidupan manusia sehari- hari karena setiap individu juga selalu memerankan orang lain yang harus diselesaikan dengan manusia lainya ,maupun dalam partai politik untuk berinteraksi dengan masyarakatnya, apalagi partai yang memiliki konflik dengan rakyat yang bisa masyarakat apatis terhadap partai politik karema kesalahan sistem ataupun masyarakatnya tidak merasa terwakili dengan adanya partai padahal dalam berinteraksi selalu membutuhkan bantuan dari berbagai politik yang memudahkan masyarakat untuk menciptakan kesadaran bahwa manusia harus mempunyai simbol- simbol agar kesadaran ini dapat mengembalikan kesepakatan sosial untuk kehidupanya dalam teori sosial (Goffman 1959 ).Â
Bahwa setiap manusia sebagai subjek pelaku senantiasa dapat menaklukan sistem yang dibuat untuk memagari Tindakan sosialnya terjadi interaksi yang melibatkan aturan untuk melakukan respon setiap manusia berelasi dengan sesamanya dalam rangka membagi makna, dengan Tindakan yang bertolak dari perananya sebagai oranng dengan pembentuk pelaku bebas merespon terhadap segala tampak being atau juga memaknai segala kebenaran itu sendiri.peneliti ini ditemukan pada tahun 2019 covid-19 melanda seluruh masyarakat Indonesia ada di wilayah seharusnya menerima bantuan terhadap pemerintah namun partai memanfaatkan dana yang dikorupsi pada masyarakat yang mampu malah diberi bantuan oleh pemerintah sedangkan masyarakat kurang mampu belum sepeserpun memakai uang dari pemerintah sehingga masyarakat kecil ini harus mencari penghasilan tulang banting demi mendapatkan kehidupan yang layak pada saat covid banyak masyarakat yang tidak menerima itu, padahal pemerintah dari kementrian sosial sudah mengalokasikan dana untuk masyarakat yang anggaranya tidak kecil sebsar 17 miliar sehinngga masyarakat tidak menerima bantuan sepeserpun, dalam kasus ini yang memberikan kepada rakyat seharusnya partai disalurkan bantuan sosial apapun itu malah melakukan korupsi sehingga para penyelenggara seperti Komisi Pemberantasan Korupsi melakukan penyelidikan terhadap partai yang dikena ternyata partai PDIP itu di duga menerima suap sebesar tujuh belas miliar dengan proyek bansos untuk pengaduan sembako senilai 5,9 triliun maka sempat dua periode dengan kepercaaayn publik bahkan individu tersebut tidak mempercayai kepada partai politik menurut pengamat politik dari universitas al-azhar juga menyatakan analogi bahwa wajar indonesa tidak maju-maju jika kualitas parpolnya seperti ini, jika parpolnya risak seperti ini maka tak aneh dan tidak heran jika negara ikut rusak, pada peiode 2019 sampai 2020 dengan situasi krisis ini kelompok individu tersebut tidak merasakan bantuan dari pemerintah karena bansos yag tidak teralokasikan dengan baik sehingga bisa kurang mempercayai dan mengganggap hal yang sensitive terhadap partai politik serta dampak kepada masyarakat juga Ketika masyarakat sudah mati rasa dengan partai politik sulit ditemukan obatnya karena ini sangat berbahaya. Seperti
diketahui Kementrian Sosial (Mensos) ditetapkan Komisi Pemberatas Korupsi ( KPK) atas dugaan suap dalam studi kasus ini untk bansos covid-19 untuk wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi Nah kasus ini dianggap telah menjadi preseden buruk tidak hanya PDIP. Tapi selutruh partai politik yang terkena dampak negative kepada masyarakat untuk itu, penting bagi seluruh partai politik yang ada untuk melakukan evaluasi diri yang bisa dibicarakan melalui komunkasi interaksi terhadap individu lainya dengan memperbaiki sistem di-internalnya agar hasil yang dikeluarkan sesuai dengan pemerintah dan tersalurkan ouputnya juga bagus dan sesuai jika hal ini dibiarkan maka akan terus berbahaya jika manusia lainya publik sudah memuncak kebencian terhadap partai politik maka dari itu penyelesaian konflik dalam penyelesaian dengan individu dengan individu lainya dengan penyelesaian internal oleh partai politiknya supaya tidak ada konflik perebutan kekuasaan pada sadarnya Undang- Udang Nomor 2 Tahun 2011 tentang partai politik sudah mengatur langkah dengan dilakukanya dengan mekanisme internal dengan menjadi bagian penguatan kelembagaan partai itu semdiri meskipun upaya penyelesaian internal menjadi hal di prioritaskan namun keterlibatan pemerintah dalam penyelesaian konflik juga duanggap menjadi pilihan dengan peneliti melakukan wawancara kepada masyarakat ada harapan kepada pemerintah tidak hanya dalam bantuan saja namun dalam harga pokok makanan pangan yang dipasaran peneliti mewawancarai yang bertempat di chideung kota tasikmalaya bersama kelompok peneliti yang sebenarnya ada harapan kepada partai lalu kepada pemerintah untuk menormalkan harga pangan seperti biasanya tidak mengalami kenaikan pangan meskipun uang dari pemerintah dipakai untuk hal tersebut fakta lapangan juga baru tahun ini pada saat sering berkembangnya zaman yang diprioritaskan kepada masyarakat kecil dan mereka merasakan hal itu. maka hal ini seiring berjalanya waktu bantuan dari pemerintah bisa terselesaikan dengan maksimal bisa mengusahakan kebutuhan masyarakat sehingga bisa menjamin kehidupan untuk lebih baik lagi.Â
Dengan partai politik juga melakukan pendekatan interaksi yang baik terhadap masyarakatnya untuk mendengarkan keluhan rakyat dan program yang dikeluarkan pemerintahan demi kepentingan masyarakat juga sehingga dari kelompok ini banyak individu yang merasa diuntungkan merasa terbantu partai juga bisa memberikan harapan untuk individu lainya dalam memunculkan simbol- simbol yang tindakana manusia agar tindakan tersebut sesuai dengan keinginan dengan proses self- indication adalah proses komunikasi pada individu lainya dimulai dari memulai sesuatu, menilainya, memberi makna, dan memutuskan untuk bertindak berdasarkan makna tersebut dimana individu mengantisipasi tindakan orang dalam pengimplementasinya tindakan oranglain dan menyesuaikan tindakanya sebagai memaknainya, interaksi manusia dijembatani oleh simbol- simbol oleh penafsiran dan bukan hanya saling bereaksi karena komunikasi terjadi lewat pembentukan seperangkat simbol yang disepakati bersama,Â
aktivitas sosial terjadi lewat proses pengambilan dan pembentukan peran sosial yang paling mendasar dengan cara mempelajari dari asumsi masyarakat yang merupakan bagian aktif dari diri individu tersebyt yang mampu menciptakan sebuah perilaku simbol representasi dari sesuatu yang lain secara sosial, merupakjan proeses yang berhubungan dengan tingkah laku dan menciptakan objek objek didalam lingkunganya, karena sesuatu objek ini mempunyai makna yang dikenakan pada sesuatu ini lebih merupakan prosuk interaksi dengan impliasi atas peran dalam partai politik yang melakukan interaksi dengan pendekatan simbolik yang memanfaatkan ruang sosial melalui merespon arena permainan sosial adalah hasil-hasil dari kelompok yang dialami bersama secara luas yang dicapai dengan kerjasama melalui selesi dengan peran individu lainya sesuai dalam aturan dengan pelaku manusia yang dapat menaklukan sistem yang dibuat untuk memagari simbol- simbol budaya inerkasionisme.
Â
Kesimpulan yang dapat peneliti ambil dari hasil wawancara tentang simbolik partai politik untuk menciptakan kecerdasan kepada manusia atau individu dengan saling berkomunikasi untuk kehidupan yang lebih baik bberdasarkan kasus yang terjadi di lingkungan sekitar karena kurangnya kesadaran dan menyelewengkan kebudayaan yang ada pada individu tidak saling mengenal terhadap partai padahal terdapat simbol yang positif dari citra manusia sehingga bisa menghasilkan simbol- simbol terhadap kelompok sosial yaitu partai dengan kesetaraan terhadap manusia lainya individu dapat menyesuaikan dengan komunikasi yang interaktif dan tidak terjadi misscomunication dapat diluruskan sesuai dengan kebutuhan, kerjasama individu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H