Mohon tunggu...
nadya Rachmania
nadya Rachmania Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Berbicara seputar kesehatan mental, edukasi, dan berbagai hal yang menyangkut kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bahaya Peer Pressure terhadap Kesehatan Mental

17 Mei 2023   11:25 Diperbarui: 17 Mei 2023   11:48 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Peer Pressure, atau tekanan teman sebaya, adalah fenomena umum di kalangan remaja dan dewasa muda. Tekanan tersebut dapat mendorong individu untuk mengubah perilaku, sikap, atau keputusan mereka demi mendapatkan penerimaan dan persetujuan dari kelompok sosial mereka.

Agar dapat diterima dan masuk ke dalam kelompok sosial, individu sering kali merasa harus melakukan hal-hal yang mungkin tidak sesuai dengan nilai, kepercayaan, atau keinginan pribadi mereka. Meski terlihat sepele, Peer Pressure ini bisa berdampak serius bagi kesehatan mental seseorang. Menurut talkitoutnc dalam artikel berjudul "What are the Six Types of Peer Pressure?", ada enam jenis tekanan sebaya, yaitu sebagai berikut:

  • Tekanan teman sebaya yang diucapkan (spoken peer pressure)
  • Tekanan teman sebaya yang tak terucapkan (unspoken peer pressure)
  • Tekanan rekan langsung (direct peer pressure). 
  • Tekanan teman sebaya tidak langsung (indirect peer pressure).
  • Tekanan rekan negatif (negative peer pressure).
  • Tekanan rekan positif (positive peer pressure).

Dalam artikel ini, kami mengkaji bahaya Peer Pressure terhadap kesehatan mental. Peer pressure negatif dapat menyebabkan stres psikologis, penurunan harga diri, gangguan mental, dan penurunan kualitas hidup secara keseluruhan. Memahami bahaya-bahaya ini penting agar kita dapat mengatasi tekanan sosial yang merugikan dan menjaga kesehatan mental kita serta Peer Pressure dapat memiliki efek jangka panjang yang berbahaya.

 

  • Stres psikologis

Peer Pressure seringkali menyebabkan tekanan psikologis yang signifikan pada individu. Ketika orang merasa terpaksa untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan atau harapan kelompok sosialnya, hal itu dapat menimbulkan kecemasan, ketegangan, dan ketidakmampuan untuk menjadi diri sendiri. Perasaan terus-menerus harus memenuhi harapan orang lain dapat menyebabkan kelelahan mental yang parah dan stres kronis.

  • Penurunan Harga Diri

Peer Pressure yang negatif dapat merusak harga diri seseorang. Saat orang merasa terpaksa melakukan hal-hal yang bertentangan dengan nilai atau aspirasi pribadinya, mereka mungkin merasa bersalah, menyesal, atau kecewa. Penurunan harga diri ini dapat menyebabkan perasaan tidak berharga, rendah diri, dan perasaan bahwa mereka tidak dapat memenuhi standar orang-orang di sekitar mereka.

  • Gangguan mental

Peer Pressure yang berlebihan atau terus-menerus dapat berkontribusi pada perkembangan gangguan mental yang serius. Ketika seseorang terus-menerus mencoba memenuhi harapan orang lain dan menekan keinginan dan kebutuhan pribadinya, hal itu dapat mengganggu keseimbangan emosional dan menyebabkan kondisi seperti depresi, kecemasan, gangguan makan, atau kecanduan narkoba. Gangguan mental semacam itu dapat berdampak negatif jangka panjang pada kehidupan seseorang.

  • Gangguan kualitas hidup

Peer Pressure yang konstan dan berbahaya juga dapat menyebabkan penurunan kualitas hidup secara keseluruhan. Ketika seseorang merasa terjebak dalam siklus tekanan sosial dan tidak mampu memenuhi keinginan pribadinya, mereka bisa kehilangan rasa bahagia, sejahtera, dan kepuasan hidup. Ini bisa berdampak negatif

Dalam menghadapi Peer Pressure, penting untuk mengakui dan menghormati nilai-nilai, kepercayaan, dan keinginan pribadi kita. Belajar mengatakan tidak dan menghormati batasan pribadi adalah langkah penting dalam melindungi kesehatan mental kita. Penting juga untuk mencari dukungan dari orang-orang yang positif dan menyemangati di lingkaran sosial kita. Selain itu, meningkatkan kesadaran diri tentang dampak tekanan sosial dan membangun kepercayaan diri dapat membantu kita menghadapi tekanan teman sebaya dengan lebih baik. 

Mengembangkan keterampilan komunikasi yang efektif dan belajar menghargai perbedaan dapat membantu kita mempertahankan integritas pribadi kita dalam menghadapi Peer Pressure. Untuk melindungi kesehatan mental kita dari bahaya tekanan teman sebaya, kita juga harus mengenali tanda-tanda stres, kecemasan, atau gangguan mental lainnya. Saat kita merasa terbebani oleh tekanan sosial dan kesulitan menjaga keseimbangan emosi, penting untuk mencari bantuan profesional, seperti psikolog atau konselor. Mereka dapat menawarkan dukungan, nasihat, dan strategi untuk menghadapi tekanan sosial dan menjaga kewarasan kita.

 Terakhir, Peer Pressure yang bersifat negatif dapat merusak kesehatan mental kita. Namun, dengan kesadaran, pemahaman, dan langkah yang tepat, kita dapat melawan tekanan sosial yang berbahaya dan membangun ketahanan mental yang kuat. Untuk menjalani kehidupan yang lebih autentik, sehat, dan bahagia, penting untuk memprioritaskan kesehatan dan kebahagiaan pribadi daripada tekanan teman sebaya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun