Psikologi kognitif adalah cabang ilmu psikologi yang mempelajari proses mental seperti perhatian, penggunaan bahasa, daya ingat, persepsi, pemecahan masalah, kreativitas, dan pola pikir. Piaget dan Vygotski adalah dua tokoh psikologi yang memiliki pengaruh besar dalam dunia psikologi kognitif dan mempengaruhi banyak pemikiran para pakar kognitif lainnya.
Piaget dan Vygotsky mengklaim bahwa keduanya memiliki teori yang berdiri masing-masing. Jika dievaluasi akan memunculkan perbandingan yang kontras akan teori keduanya. Jean Piaget memandang bahwa perkembangan kognitif itu dibangun melalui tindakan yang termotivasi dengan sendirinya terhadap lingkungan, jadi bukan sebagai pemunculan pengetahuan dan kemampuan bawaan. Selain itu, Jean Peaget juga mengemukakan bahwa perkembangan kognitif terjadi secara bertahap-tahap dan dicirikan dengan gaya berpikir yang berbeda -- beda sesuai dengan rentang usia.
Pertama, tahap sensorimotor (usia 0-2 tahun), anak belum mempunyai konsepsi tentang objek yang tetap. Anak menggunakan sistem penginderaan, sistem motorik dan benda. Bayi tidak hanya menerima rangsangan secara pasiftetapi juga member jawaban terhadap rangsangan tersebut. Misalnya, refleks untuk makan dan bersin.
Kedua, tahap praoperasional (usia 2-7 tahun), anak mulai timbul perkembangan kognitifnya, tetapi masih terbatas pada hal-hal yang dapat dijumpai di lingkungannya. Anak kesulitan untuk melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain. Pada tahap ini, anak mampu menggunakan kata-kata dan mengingat masa lalu.
Ketiga, tahap operasional konkrit (usia 7-11 tahun), anak sudah mengetahui simbol-simbol matematis, tetapi belum dapat menghadapi hal-hal yang abstrak. Dalam tahap ini,sifat egoisentris anak berkurang dan lebih sosiosentris. Maksudnya anak sudah dapat melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain.
Keempat, tahap operasional formal (usia 11 tahun-dewasa), anak sudah mempunyai pemikiran yang abstrak pada bentuk-bentuk lebih kompleks, menalar secara logis, dan menarik kesimpulan. Beberapa orang tidak sepenuhnya mencapai perkembangan sampai pada tahap ini, sehingga ia tidak mempunyai ketrampilan berpikir sebagai seorang dewasa.
Sedangkan Vygotsky mempunyai teori perkembangan kognitif yang disebut Teori Sosiokultural (the sociocultural theory). Vygotsky mempelajari perkembangan mental anak, yang mencangkup bagaimana mereka bermain dan berbicara. Tidak hanya itu, ia juga mempelajari hubungan antara pikiran dan bahasa. Vygotsky berpendapat bahwa bayi tidak memiliki ucapan karena tidak begitu penting bagi mereka untuk memahami bahasa.
Anak-anak akan mulai menangkap bahasa dan berbicara secara konstan pada saat mereka bermain. Dalam hal ini, hubungan antara pikiran dan bahasa sangat dekat. Pembelajaran anak-anak dipengaruhi oleh bahasa dan budayanya. Konsep Internalisasi -- (internalisation) ini menjelaskan tahapan perkembangan kognitif seorang anak. Seorang anak mulai mempelajari konsep baru dengan meniru, lalu meniru dan memahami, barulah sampai kepada internalisasi konsep. Tahap-tahap internalisasi meliputi:
- Ketidakmampuan untuk menyelesaikan tugas/perintah secara mandiri.
- Mampu menyelesaikan tugas/perintah dengan bantuan verbal dari individu yang lebih berpengalaman (perancah/scaffolding)
- Mampu menyelesaikan tugas/perintah dengan bantuan tindakan dari individu yang lebih berpengalaman (perancah/scaffolding)
- Internalisasi selesai: seseorang memiliki kemampuan menyelesaikan tugas/perintah secara mandiri.
Dalam Teori Piaget maupun Teori Vygotsky dikemukakan bahwa interaksi sosial memegang peranan penting dalam perkembangan kognitif seseorang. Keberadaan dua teori ini memiliki perbedaan yang cukup jelas. Piaget meyakini bahwa pertumbuhan kognitif tidak dipengaruhi oleh lingkungan. Sedangkan Vygotsky percaya bahwa perkembangan kognitif dihasilkan dari interaksi sosial dan pengamatan pada lingkungan.
Pada akhirnya, penelitian terkini menemukan bahwa teori piaget dan Vygotsky tidak sepenuhnya bertolak belakang, tetapi bisa saling melengkapi.
Rujukan