Mohon tunggu...
Nadya Novitasari
Nadya Novitasari Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis

Menulis hanya untuk meluangkan waktu untuk memberitahukan apa yang saya tau kepada kalian.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak dari Covid-19, Harga Kopi Gayo Turun

7 November 2020   11:13 Diperbarui: 7 November 2020   11:22 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indonesia merupakan negara dilalui garis khatulistiwa yang memiliki iklim, cuaca, dua musim yaitu musim hujan dan kemarau. Keadaan geografi di Indonesia yang sangat stabil ini membantu membuat tanah menjadi subur sehingga cocok untuk ditanami berbagai jenis tanaman.

Selain negara dengan iklim tropis, negara Indonesia juga memiliki banyak pulau yang membuat berbagai jenis tanaman memiliki karakter rasa dan aroma yang berbeda-beda antara pulau satu dengan pulau lainnya, walaupun jenis tanamannya sama.

Salah satu jenis tanaman yang tumbuh subur di Indonesia adalah jenis tumbuhan yang paling banyak di budidayakan di Indonesia, ditambah lagi kopi juga memiliki nilai jual yang cukup tinggi di pasaran dunia sehingga membuka kesempatan bagi Indonesia untuk menjadi negara pengahsil kopi ternama di dunia.

Saat ini daerah yang memproduksi kopi terbanyak di negara Indonesia berasal dari daerah Provinsi Aceh tepatnya di Kabupaten Bener Meriah dan Aceh Tengah. Kopi ini dinamakan Kopi Gayo, yang memiliki dua jenis kopi yaitu Kopi Robusta dan Arabika Gayo. Seperti yang kita ketahui bahwa Kopi gayo sudah terkenal sampai kebeberapa negara.

Bagi penikmat kopi sudah pasti tahu bagaimana rasa khas Kopi Gayo ini. Dan hampir satu Kabupaten seluruh warga berkebun kopi. Karena harganya yang meyakinkan warga untuk berkebun kopi. Satu Kaleng biasanya dihargai berkisar Rp. 110 ribu hingga 120 ribu.

Dampak Penjualan Kopi Gayo karena Covid-19

Setelah kita ketahui bahwa keadaan sekarang membawa dampak buruk bagi ekonomi di Indonesia, terutama yang berada di Kabupaten Bener Meriah yang mayoritasnya adalah berkebun kopi. Mereka mengeluh bahwasannya Kopi Gayo ini diberi harga sangat murah karena dampak Covid-19

"Sekarang harga kopi turun, tidak seperti dulu, katanya karena ada Covid-19 ini kopinya tidak bisa dijual keluar negeri sementara ini" Ungkap Ibu Painem petani Kebun Kopi.

"Kopi sekarang  harganya satu kaleng 60 hingga 70 ribu, kalau satu bambu sekarang harganya 7 ribu, tidak tahu sampai kapan harga kopi bisa seperti semula lagi" Ungkapnya soal Harga Kopi yang turun.

Bagi para petani kopi keadaan seperti ini sangat membuatnya resah, karena ini adalah sumber pemdapatan para petani kopi, namun mereka tetap saja harus menerima keadaan ini, mereka tidak bisa berbuat apa-apa lagi dan hanya berharap harga kopi bisa seperti semula.

Pemerintah sebaiknya bisa bertindak lebih baik lagi atas keresahan para petani kopi, dengan cara memperbaiki harga kopi seperti semula. Karena meyakinkan tingkat pembelian kopi di luar sana banyak peminatnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun