jendela-jendela
tempatku melongok dunia
membaca sekeliling yang ada
pintu-pintu
tempatku keluar sebagai jiwa
dari penjara diri
membaur gauli dunia mencecap saripati
tempatku melompat sebagai batin
dari kerangkeng raga
untuk terlempar babak-belur berdarah-darah
terik siang
dengan matahari yang berpijar bertengger di sana
langit malam
bersama sinar rembulan dan gemintangnya
terlelap di sana
riak ombak dan gelombang samudera
tersimpan di sana
cinta dengan ribuan bahasanya
terungkap di sana
terutama,
airmata
bersumber daripadanya
(Banyuwangi, Senin 22 Desember 2008. 1001 Puisi Nadya Nadine).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H