pagi telah bosan sehingga diganti oleh siang
melihat matahari yang bersinar
hari-hari tak ubahnya jeruji
yang terus mengitari setiap diri
sibak-menyibak
tirai-tirai yang menyelubungi
zaman masih perawan sekalipun telah banyak pemerkosaan oleh segala macam ilmu pengetahuan yang menjulangkan peradabanÂ
dalam rentanya menukik tajam
misteri dan rahasia terutuhkan
belukar kehidupan
masih berduri-duri tajam
tangan-tangan nasib mencengkeram
tapi kekalahan menghadang
kemenangan terselamatkan
belukar kehidupan
untukku sembunyikan kejernihan pikiran
dalam diam mengubur demam
(Denpasar-Bali, Rabo 31 Desember 2008, 1001 Puisi Nadya Nadine).