Mohon tunggu...
Nadya Nadine
Nadya Nadine Mohon Tunggu... Lainnya - Cepernis yang suka psikologi

Lahir di Banyuwangi, besar di ibu kota Jakarta, merambah dunia untuk mencari sesuap nasi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Belukar Kehidupan

13 Januari 2020   15:15 Diperbarui: 13 Januari 2020   15:25 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi "Belukar kehidupan" ( Sumber: Pxhere.com)

rerumputan dan perdu bercerita pada ilalang
pagi telah bosan sehingga diganti oleh siang
melihat matahari yang bersinar
hari-hari tak ubahnya jeruji
yang terus mengitari setiap diri

sibak-menyibak
tirai-tirai yang menyelubungi
zaman masih perawan sekalipun telah banyak pemerkosaan oleh segala macam ilmu pengetahuan yang menjulangkan peradaban 
dalam rentanya menukik tajam
misteri dan rahasia terutuhkan

belukar kehidupan
masih berduri-duri tajam
tangan-tangan nasib mencengkeram
tapi kekalahan menghadang
kemenangan terselamatkan

belukar kehidupan
untukku sembunyikan kejernihan pikiran
dalam diam mengubur demam

(Denpasar-Bali, Rabo 31 Desember 2008, 1001 Puisi Nadya Nadine).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun