walau senja ini harum
memaku penciumanmu
karena aku hanya pemimpi yang murung
dan impianmu yang penuh mendung
jangan mendambakanku
walau malam dingin
karena aku hanya angin
yang hinggap di jendela kamarmu
dengan ringkih menjamah wajah kaku
nikmatilah masalalu
seperti menatap fatamorgana
yang melayang tak hinggap ke mana
akan segera berlalu menutup buku
diterbangkan masa di lentik jari-jari sejarah
kau tak akan mampu menyentuh
karena aku hanya bayanganmu
yang sirna dalam gelap
yang menantang tanpa sikap
ini,
surat terakhir
dariku
yang berada dalam dirimu
utuh
mendamba sentuh
(Denpasar-Bali, Jum'at 12 Desember 2008, 1001 Puisi Nadya Nadine).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H