kepada sahabat,
bila sajak tak lagi ada
dengan apa kita mengurai kata?
sementara perasaan sering terpenuhkan sia-sia
kepada sahabat,
bila puisi tak lagi mencukupi
dengan apa kita kan berbagi?
sementara hati sering terjejali
sedangkan kerapkali kudapati
senyum rembulan semakin pasi
gemintang yang enggan menghiasi
tak lagi mendampingi kala sendiri
ego berlari cepat
logika melesat
terlalu jauh tak terlihat
tak terjamah yang kasat
tak terjangkaukan bahasa hasrat
rasa cinta berkalang dusta
kejujuran yang terbuang memburai jelata
kepada sahabat,
jika semua mengabur
sehingga langkah kerap membentur
lalu,
pada siapa lagi kita harus berbagi tutur?
agar perasaan tak lekas remuk menjadi hancur
'biarkan,
serpihan hati sibuk berkompromi
menyatukan potongan-potongan diri
bertaut di bawah gelap
bermain bersama cecap
menggenggam kembali pada kendali
ego menangis pun menari
logika yang telah kembali
setelah hilang tak tercari
bersatu dalam satu jiwa berwadah
yang hidup setelah lama mati berhijrah
kepada sahabat,
aku ingin istirahat
tapi tak sampai hati mencegat
hasrat laknat yang bersemburat
membiarkan waktu meniti letih
sendiri
merenungi wajah sahabat redup pasi