Jantungku berdetak kencang mendengar hal itu. Inilah alasan banyakya penampakan yang tak karuan yang kualami, tapi yang masih menjadi pertanyaanku mengapa hanya sosok pocong saja yang terlihat ketika aku masuk kedalam rumah itu? Beliau tak tahu jawabannya.
Malam itu aku diizinkan oleh beliau pulang. Setelah sampai di rumah aku mengucapkan salam kepada anak istriku mereka membalas ucapan salamku. Istriku menanyakan perihal kepulanganku yang tidak seperti biasanya. Aku menjawabnya bahwa akan ku jelaskan besok karena aku masih lelah. Aku segera mandi, kemudian shalat. Kejadian tadi masih terngiang di benakku. Apa salahku sampai di perlihatkan hal gaib seperti itu?
Tiba-tiba dari pintu kamarku dan istriku terdengar suara pintu yang digedor keras. Istriku sedang tertidur pulas sehingga tak mendengar suara itu. Kumantapkan hati ini untuk membuka pintu kamar. Tak ada siapapun. Lah siapa tadi yang mendobrak pintu? Anakku. Ya aku segera mengecek kamar anakku tercinta. Ternyata ia tidak ada. Lalu dimana? Ketika itulah aku bertemu dengan sosok pocong yang ada di rumah angker. Dia tersenyum mengerikan sambil menggendong anakku dengan tangannya yang hitam penuh darah. Tidak anakku telah mati dengan darah yang dihisapnya. Pocong itu berubah menjadi sosok yang sangat kukenal. Parasnya yang cantik tak dapat kulupakan sejak pandangan pertama.
Tak pernah terbayang olehku sosok yang setia menemani hidupku sampai ajal yang akan memisahkan kami adalah sosok pocong yang menjelma menjadi istriku. Jadi, selama ini aku jatuh cinta dan menikah dengan sosok pocong dan anak ini adalah hantu juga. Anakku berubah menjadi sosok pocong. Mereka mendekatiku. Tttiddak...Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H