Mohon tunggu...
Nadya Maya Shinta
Nadya Maya Shinta Mohon Tunggu... Mahasiswa - student college

I'm a Elementary School Education Student, I also have interests in education, parenting, business, communication, sociology, anthropology, books, sports, arts, and pets.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Untukmu, Seorang Ibu yang Suka Marah-Marah

24 April 2022   08:10 Diperbarui: 24 Agustus 2023   07:51 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita berpikir tak bisa menahan amarah, tetapi sebenarnya kita hanya tak mau melakukannya. Yang penting bukanlah soal menahan amarah atau tidak, melainkan cara menanganinya. Amarah perlu ditangani dengan cinta. Jika tidak, amarah akan jadi senyakit. Jangan lupa bahwa amarah adalah perasaan berharga yang dapat kita tangani.

Penting untuk mengingat amarah sebagai tanda tiga hal ini:

1. Tanda bahwa kita yakin penyebab amarah adalah orang lain.

2. Tanda bahwa apa yang sangat kita inginkan tidak terwujud.

3. Tanda bahwa kita akan mengatakan dan melakukan hal yang akan kita sesali.

Semakin kita mencoba mencari penyebab amarah pada orang lain, kita akan menjadi semakin kejam dan tertekan. Inilah alasan para ibu perlu mengetahui cara menyingkirkan amarah mereka. Kita harus menjaga diri dengan baik saat marah agar dapat memikirkan kemungkinan lain untuk mengatasinya.

Joe, Park. 2018. Seni Memahami Perasaan Anak. Putri, Permatasari. 2021. KPG : Jakarta

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun