Mohon tunggu...
Nadya Laurencya
Nadya Laurencya Mohon Tunggu... -

ordinary teen girl.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Bahasa Indonesiaku Sayang, Bahasa Indonesiaku Malang

25 September 2012   05:26 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:45 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Sumpah Pemuda merupakan salah satu tonggak sejarah perjuangan Bangsa Indonesia yang diperingati setiap tanggal 28 Oktober. Namun, momen ini tidak berdiri sendiri, melainkan berkat perjuangan-perjuangan Bangsa Indonesia sejak ribuan tahun silam.

Di tanggal 27-28 Oktober 1928, dilaksanakannya Kongres Sumpah Pemuda 2. Di dalam Kongres Sumpah Pemuda yang kedua ini, dibacakan teks “Sumpah Pemuda” yang berbunyi sebagai berikut:

“Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah air indonesia

Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, Bangsa Indonesia

Kami poetra dan poetri Indonesia mengjoengjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia”

Isi ketiga dari Sumpah Pemuda ialah menjunjung bahasa persatuan yaitu bahasa indonesia menjadi bahasa pemersatu bangsa. Karena dalam Sumpah Pemuda bagian ketiga dijelaskan bahwa memiliki satu bahasa yaitu Bahasa Indonesia. Dengan Bahasa Indonesia ditetapkan sebagai Bahasa Nasional, maka rakyat Indonesia bisa bersatu untuk berdiskusi dengan leluasa karena menggunakan satu bahasa bukan bahasa daerah masing-masing. Akan tetapi, mengapa sekarang orang Indonesia kurang memperhatikan Bahasa Indonesia?  Hampir semuanya berhubungan dengan bahasa asing. Apakah mereka malu untuk menggunakan bahasa Indonesia?  Contohnya dalam memberikan nama sebuah mall atau pusat perbelanjaan. Biasanya, diberi nama dengan ITC (International Trade Center) atau WTC (World Trade Center). Masih banyak lagi media publikasi yang menggunakan bahasa asing. Memangnya, jika sebuah tempat diberi nama menggunakan bahasa indonesia akan sepi pengunjung? Tentu saja tidak!

Penggunaan bahasa Indonesia dalam media publikasi haruslah menjadi bagian penting dalam menjaga dan melestarikan bahasa Indonesia. Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak malu menggunakan bahasa nasionalnya sendiri. Untuk itu, mari kita tumbuhkan sikap bangga dalam menggunakan bahasa Indonesia, agar bahasa Indonesia menjadi Tuan Rumah di negaranya sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun