Berdiri di depan cermin. Terdiam menggapai bayangan. Berlari mengejar harapan, senja. Kemudian hilang lalu kembali tanpa dosa.Â
Terjatuh. Tersungkur. Terpuruk. Terluka. Terbaring tanpa daya. Menggapai asa. Lalu berlari mengejar cahaya, silau. Nampaknya nyata. Namun bias. Hanya karena ungkapan tak ber-darma.Â
Ditawarkan jaminan. Ditolak karena kepercayaan. Disakiti oleh ekspektasi. Dikuatkan oleh diri sendiri.Â
Tak pernah bosan meminta. Setelah diberi ditolak karena tak sesuai. Tidak melihat isi, hanya melihat bungkus. Terlalu cepat mengambil penilaian lalu menangis karena penyesalan.Â
Pergi lalu kembali. Hilang tanpa dicari. Berjalan tanpa arah. Berharap menemukan harta karun. Tidak mungkin terjadi tapi percaya akan keajaiban.Â
Menyalami masa lalu dan berjalan seolah tanpa beban. Menangis dalam kesendirian dan tertawa akibat kebodohan. Tahu tapi tak ingin tahu. Mengangguk dan menoleh untuk tetap baik-baik saja.Â
Terdiam lalu tersenyum. Getir.Â
Aku dan siapa?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H