Mohon tunggu...
Nadya IsnainiP
Nadya IsnainiP Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menulis merupakan sarana belajar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mahasiswa PMM Mitra Dosen UMM Membantu Proses Pemasaran Batu Bata

8 Oktober 2021   13:00 Diperbarui: 8 Oktober 2021   13:03 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PMM Mitra Dosen Desa Wajak – Mahasiswa PMM Mitra Dosen UMM Membantu Proses Pemasaran Usaha Batu Bata Pak Sanipan

              Mendirikan suatu bangunan merupakan salah satu momen yang membutuhkan banyak pertimbangan dan patut diperhatikan. Bangunan terdiri atas sekumpulan material bangunan yang disusun mengikuti pola gagasan perancang, mampu berdiri dan terbangun dalam berbagai skala, waktu dan tempat. Ilmu pengetahuan, keadaan sosial masyarakat, kondisi lingkungan dan sumber bahan bangunan memiliki andil sangat besar dalam perkembangan bentuk bangunan. Salah satu material yang digunakan pada bangunan yaitu batu bata yang merupakan salah satu bahan material sebagai bahan pembuat dinding.

             Bahan dasar batu bata umumnya terbuat dari tanah liat dengan atau tanpa campuran bahan-bahan lain. Proses pembuatan batu bata, diawali dengan pengambilan bahan baku, pengolahan bahan baku, proses pencetakan, proses pengeringan, proses pembakaran, dan hasil pembakaran dibakar cukup tinggi, hingga tidak dapat hancur bila direndam dalam air. Bentuk umum batu bata berupa persegi panjang, bersudut siku, tajam dan permukaannya rata, panjang bata umumnya dua kali lebar bata, dan tebalnya tiga perempat dari lebarnya. Ukuran umum tersebut dipilih agar bata dapat diangkat dengan satu tangan tanpa alat bantu.

            Dewasa ini, pesatnya pembangunan di sektor perumahan dan properti menjadikan kebutuhan terhadap batu bata semakin meningkat, hal ini merupakan peluang usaha besar dalam pengadaan material bangunan untuk mendukung kegiatan tersebut. Hal lain yang menjadikan komoditas batu bata sebagai peluang usaha adalah  proses pembuatan relatif mudah dengan biaya investasi rendah dan bahan baku yang cukup. Peralatan yang diperlukan pun mudah, yaitu terdiri dari cangkul, cetakan batu bata, mesin pencampur bahan batu bata, mesin pembakar atau tungku pembakaran dan kayu bakar atau batu bara atau sekam padi. Sementara bahan baku hanya terdiri dari tanah liat, air dan abu sisa pembakaran.

            Namun, di tengah masa pandemi saat ini, ditinjau dari segi bisnis banyak para pemilik usaha (produsen) yang mengalami penurunan, baik ekonomi, tenaga kerja, dan hasil produksi. Seperti yang tengah dialami oleh Bapak Sanipan, selaku pemilik usaha batu bata di Desa Pakem, Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang, dimana akibat pandemi saat ini kegiatan produksi bata tidak sebanyak seperti waktu-waktu sebelumnya. 

Di samping itu juga selayaknya para pelaku usaha industri kecil lainnya, Pak Pan (sapaan akrabnya) memiliki beberapa permasalahan yang menjadi isu utama seperti: 1) Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan; 2) Kurangnya pengetahuan dan pemasaran akibat terbatasnya informasi yang dapat dijangkau oleh industri kecil dan menengah mengenai pasar, selain karena keterbatasan kemampuan industri kecil dan menengah untuk menyediakan produk sesuai dengan keinginan pasar; 3) Keterbatasan jumlah dan kualitas sumber daya manusia (SDM); 4) Kurangnya pemahaman mengenai managemen pengelolaan industri kecil dan menengah dari segi keuangan dan akuntasi; 5) Terbatasnya informasi untuk mendapatkan akses modal ke lembaga keuangan/perkreditan; 6) Kurangnya kemitraan antara industri besar terhadap industri kecil dan menengah; 7) Belum berkembangnya sistem kluster diakibatkan dari terbatasnya sumber bahan baku.

            Melihat dari kendala-kendala yang dialami Pak Pan, Mahasiswa PMM Mitra Dosen UMM Desa Pakem dibawah bimbingan Ibu Rini Pebri Utari, S. pd., MT. membuat beberapa terobosan untuk membatu meningkatkan proses perekonomian usaha batu bata tersebut. Terobosan yang dilakukan diawali dengan melakukan proses pengujian kuat tekan batu bata di Laboratorium Beton UMM. Proses pengujian tersebut bertujuan mengetahui kualitas dari batu bata yang diproduksi. 

Selanjutnya, dibuatlah desain kartu nama pemilik usaha batu bata, pamflet, dan sosial media sebgai media pemasaran (instagram, facebook, website, whatsapp, shopee, dan google maps). Selain itu, mahasiswa membatu membuat tabel kas keluar masuk serta perhitungan BEP (Break Event Point) yang nantinya dapat membatu pencatatan keuangan, dan tak kalah pentingnya juga tetap membantu proses produksi batu bata Pak Pan.

            Dari terobosan tersebut kegiatan akhir Mahasiswa PMM Mitra Dosen UMM Desa Pakem yaitu melakukan penyebaran pamflet dan kartu nama “Usaha Batu Bata Pak Sanipan” ke took-toko bangunan di Daerah Wajak, dengan tujuan usaha kecil tersebut dapat dikenal luas dan semakin banyak konsumen yang tertarik.

“Alhamdulillah, setelah kami melakukan proses penyebaran pamflet dan kartu nama ke beberapa toko bangunan, ada beberapa pihak yang mulai menanyakan batu bata Pak Sanipan. Ini merupakan feed back dari usaha yang telah kita lakukan meskipun belum banyak, semoga ini awal yang baik untuk usaha Pak Pan ke depannya”, ucap salah satu anggota PMM Mitra Dosen Desa Pakem.

Harapan setelah adanya kegiatan PMM Mitra Dosen Desa Pakem ini dapat meningkatkan kembali usaha batu bata Pak Sanipan agar tetap berlanjut ke depannya dengan kualitas yang semakin baik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun