Mohon tunggu...
Nadya Fazira
Nadya Fazira Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

an INFJ

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Manajemen Stress dan Kesejahteraan Keluarga pada Keluarga dengan Anak Remaja

26 April 2024   17:58 Diperbarui: 26 April 2024   23:56 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Siapa yang tidak mengenal dinamika rumah tangga dengan anak remaja? Itulah momen di mana rasa cinta bertabrakan dengan gelombang hormon yang tak terduga, dan stres menjadi tamu tetap di meja makan. Tapi tunggu dulu, jangan panik! Ada rahasia sukses untuk mengelola stres dan merajut kesejahteraan di tengah-tengah kesibukan dan tekanan hidup modern, manajemen stres dan kesejahteraan keluarga menjadi semakin penting, terutama bagi keluarga dengan anak remaja. Anak remaja seringkali membawa tantangan tersendiri dalam dinamika keluarga, dengan pergolakan emosi, perubahan fisik, dan kebutuhan akan otonomi yang lebih besar. Jika kamu merasa seperti berada di roller coaster emosi setiap kali anak remaja melangkah, kamu tidak sendirian. Nah untuk itu, kita akan menjelajahi beberapa strategi dan praktik yang dapat membantu keluarga mengelola stres dan meningkatkan kesejahteraan mereka dalam menghadapi masa remaja anak.Manajemen stres adalah kunci utama untuk menjaga ketenangan dan kebahagiaan keluarga tetap berjalan. Tetapi, bagaimana caranya? Mari kita jelajahi bersama! Sebelum itu mari kita mengetahui apa itu keluarga. 

Keluarga merupakan unit sosial terkecil yang terdiri dari dua orang atau lebih yang terikat oleh hubungan darah, hubungan perkawinan ataupun adopsi. Keluarga memiliki peran sosial yang luas, seperti memberikan dukungan emosional,  finansial, dan psikologis antar anggotanya. Keluarga bersifat unik dan memiliki ciri ciri berbeda antar keluarga satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu,  setiap keluarga memiliki perbedaan dalam mengelola sumber daya yang ada di dalam keluarga tersebut yang dapat menyebabkan adanya variasi keluarga dalam menjalani kehidupannya.

Manajemen Sumber Daya Keluarga merupakan proses yang sangat penting dalam mencapai tujuan keluarga serta untuk meningkatkan kualitas hidup keluarga. Selain untuk mencapai tujuan keluarga, Manajemen Sumberdaya Keluarga berfungsi mengurangi stress dan konflik dalam keluarga serta untuk memperkuat ketahanan keluarga. Siklus Hidup Keluarga seperti dijelaskan oleh Duvall, menggambarkan serangkaian tahapan penting dalam perkembangan sebuah keluarga sepanjang waktu. Dimulai dari awal pembentukan keluarga dengan pernikahan, siklus ini meliputi kelahiran anak-anak yang membawa keluarga ke dalam masa pra sekolah, kemudian usia sekolah hingga remaja,Tahap berikutnya adalah saat anak-anak mulai memasuki dewasa dan pada akhirnya meninggalkan rumah orang tua untuk menjalani hidup mandiri. Selanjutnya, keluarga menghadapi masa pensiun dan menua, di mana peran dan dinamika keluarga berubah lagi. Setiap tahap dalam siklus ini membawa tantangan dan kesempatan unik bagi keluarga untuk tumbuh dan berkembang bersama, sambil menghadapi perubahan dalam peran dan hubungan antara anggota keluarga. 

Masa remaja memiliki arti penting yang unik dalam pembentukan kepribadian seseorang, meskipun posisinya yang tepat dalam urutan proses yang mengarah pada perkembangan tidak pasti. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa remaja tidak termasuk dalam kelompok anak-anak, dan juga tidak termasuk dalam kelompok orang dewasa.  Masa remaja adalah masa transisi yang ditandai dengan berbagai perubahan sosial, emosional, dan fisik. Remaja mungkin merasa kesulitan dalam menghadapi hal ini, dan mereka dapat membawa tekanan  kepada anggota keluarga. Menurut duvall salah satu siklus hidup keluarga adalah keluarga dengan anak remaja. Pada tahap ini, anak anak telah memasuki masa remaja dengan umur mulai dari 13 - 20 tahun. Pada tahapan ini terjadi periode dimana anak anak mulai mengembangkan identitas diri. Orang tua memiliki tantangan baru untuk mendukung dan mengarahkan anak anak menuju kemandirian. 

Stres dapat berupa kondisi reaksi fisik atau antusias terhadap beban, risiko, atau keadaan yang tidak biasa yang memaksa seseorang untuk menyesuaikan diri. Stress itu sendiri dapat berupa reaksi fisik dan mental yang dapat mempengaruhi kesejahteraan keluarga. Stres, menurut Lazarus & Folkman, dapat terjadi ketika seseorang percaya bahwa mereka tidak mampu memenuhi tuntutan lingkungan sosial dan fisik mereka. Persepsi subjektif tentang stres bergantung pada evaluasi orang tersebut terhadap stresor. 

Stres tidak akan muncul jika orang berpikir bahwa mereka memiliki apa yang diperlukan untuk memenuhi tuntutan lingkungan mereka. Stres adalah bagian yang tak terelakkan dan ada di mana-mana dalam kehidupan sehari-hari dan dapat dirasakan oleh siapapun termasuk remaja. Stres berbentuk tekanan, ketidaknyamanan, dan ketidaksesuaian, yang berdampak pada kesehatan fisik dan mental seseorang. Coping, yang didefinisikan oleh Lazarus & Folkman sebagai tindakan menangani tuntutan yang dianggap sebagai stres karena melebihi kapasitas seseorang, adalah nama lain dari manajemen stres.

Berdasarkan wawancara yang telah kami lakukan pada 2 Maret 2024 lalu, mayoritas orang tua mampu untuk meluangkan waktu untuk berkomunikasi dengan anak, dan hal yang paling umum dilakukan orangtua untuk mengatasi stres yang sedang dialami anak adalah memberikan waktu luang buat anak agar dapat menstabilisasikan kondisi dan menetralisasikan stres anak. Disamping itu, orangtua juga memiliki tantangan dalam menyikapi stres pada anak. Terkadang ada kalanya sulit untuk memulai pembicaraan dikarenakan anak memiliki sifat yang berbeda - beda.

Misalnya pada keluarga ibu Imas yang memiliki seorang anak laki-laki. Melansir dari wawancara yang telah kami lakukan, Ibu Imas mengaku anaknya sulit untuk berkomunikasi terbuka kepada beliau. Namun berbeda dengan keluarga Ibu Delima Siagian. Pada saat diwawancarai beliau mengatakan dengan yakin bahwa meskipun jarak memisahkan beliau dan anak-anaknya, komunikasi antar anggota keluarga selalu lancar dan bersifat terbuka. Tidak dapat dipungkiri bahwa peran orangtua sangat besar dalam pengelolaan stres pada anak remaja. Meskipun remaja terlihat lebih mandiri, mereka masih membutuhkan bimbingan dan dukungan orang tua. Orang tua yang aktif terlibat dalam kehidupan anak-anak mereka dapat memperkuat hubungan keluarga, meningkatkan komunikasi, dan memberikan contoh positif bagi anak-anak mereka.

Dalam hal ini, kita menyelidiki kompleksitas dinamika keluarga dengan anak remaja, menyoroti pentingnya manajemen stres dan kesejahteraan keluarga dalam menghadapi tantangan tersebut.  Dinamika rumah tangga dengan anak remaja yang penuh tantangan dan stres, dimana rasa cinta orang tua bertabrakan dengan gelombang hormon remaja yang tidak terduga, yang seringkali menjadi penyebab stres yang konstan dalam keluarga. Dengan mengeksplorasi definisi keluarga dan siklus hidup keluarga, kita memahami kompleksitas peran dan tantangan dalam menjaga keseimbangan sumber daya dan ketahanan keluarga. Di tengah paparan tentang keluarga dengan anak remaja, penekanan diberikan pada tantangan unik yang dihadapi oleh orang tua dalam mendukung kemandirian anak-anak mereka. Selain itu, penjelasan tentang manajemen stres remaja membahas sifat subjektif stres dan strategi coping, dengan menekankan peran orang tua dalam mengatasi stres anak. Dengan merujuk pada wawancara, kita melihat bagaimana orang tua aktif terlibat dalam membantu anak-anak mereka mengelola stres walaupun dengan tantangan tersendiri. Hal tersebut menyoroti betapa pentingnya komunikasi terbuka, keterlibatan orang tua, dan dukungan keluarga dalam menjaga kesejahteraan dan harmoni dalam keluarga dengan anak remaja. 

Penulis : Tiara Anjani, Rubyantina Cindy Grasia Pasaribu, dan Nadya Fazira.

Dosen Pengajar : Ibu Dr. Ir. Diah Krisnatuti M.S. & Ibu Yulina Eva Riany S.P., M.Ed.

Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen

FEMA IPB

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun