Menggunakan transportasi umum pada saat musim hujan seperti saat ini menguntungkan bagi masyarakat yang tidak memiliki kendaraan pribadi roda 4 seperti mobil. Namun, hal ini juga merugikan bagi para penumpang transportasi umum dalam pemberhentian bus atau biasa disebut halte. Beberapa halte transportasi umum di kota Surabaya sangat disayangkan jika dibanding dengan halte Transjatim yang dikelola oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Halte yang tersebar di kota Surabaya kerap kali terlihat di jalanan hanya diberi tiang dan papan pemberhentian bus bertuliskan "BUS STOP" saja, tidak ada yang spesial dari halte bus di Surabaya.
Jika posisi kita sebagai penumpang bisa dibayangkan saat hujan turun dan sedang menunggu bus di halte yang tidak disediakan tempat yang memadai hanya berupa tiang di pinggir jalan pasti nya akan basah karena hujan, terkena cipratan genangan air di jalan yang diakibatkan kendaraan yang melintas, bahkan beresiko tersambar petir saat menunggu bus. Kebersihan di dalam bus juga akan terkena akibatnya, karena penumpang yang basah mengotori fasilitas didalam bus.
Standar ideal fasilitas halte seharusnya mencakup ada nya atap teduhan. Khususnya di wilayah tropis seperti Indonesia. Alasan mengapa perlunya teduhan di halte sebagai berikut:
1. Perlindungan dari cuaca ekstrem, yang dapat melindungi penumpang dari teriknya sinar matahari saat siang hari atau saat hujan agar terhindar dari terpaan air dan angin lebat yang dihasilkan.
2. Meningkatkan kenyamanan bagi para penumpang yang sedang menunggu datangnya bus.
3. Meningkatkan minat masyarakat untuk menggunakan transportasi umum dengan fasilitas halte yang nyaman.
4. Sesuai dengan standar internasional yang mewajibkan adanya teduhan pada halte.
Selain teduhan, fasilitas halte yang ideal juga mencakup tempat duduk, lampu penerangan, tempat sampah, informasi jadwal, serta aksesibilitas bagi penumpang disabilitas.
Faktor yang mungkin terjadi dibalik mengapa standar fasilitas halte belum sepenuhnya terpenuhi, antara lain: