Mohon tunggu...
Nadya Faizah27
Nadya Faizah27 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Baik Sesama Manusia Itu Indah

Berani Berbuat Berani Bertanggung Jawab

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Upaya Meningkatkan Kemampuan Anak Untuk Mengenal Huruf dan Angka

14 Desember 2021   22:28 Diperbarui: 14 Desember 2021   22:41 1253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pengelolaan Pembelajaran Pada Anak

Hasil penelitian Kelley, Wetzel, Padgett, Williams, dan Odom (Kristiawan, 2017)"menyimpulkan bahwa guru anak usia dini harus mampu mempersiapkan peserta didik untuk beradaptasi dengan lingkungan sehingga mereka dapat membangun pengetahuan sesuai dengan konteks yang mereka hadapi dalam kehidupan sehari-hari". Pembelajaran anak usia dini memiliki karakter yang spesifik, maka pengaturan ruang kelas harus mampu mendukung pembelajaran anak usia dini. Pengaturan ruang kelas dilakukan dengan tiga pendekatan, yaitu: pendekatan modifikasi tingkah laku, iklim sosio-emosional, dan proses kelompok.

Permasalahan Belajar Anak

"Belajar adalah suatu proses dan bukan suatu hasil, karena itu belajar berlangsung secara aktif dan integratif dengan menggunakan berbagai bentuk perbuatan untuk mencapai tujuan (Soemanto,1998)" (Raharjo1, 2011). Banyak nya kesulitan belajar anak dipengaruhi oleh faktor yang ketidakmampuan belajar seperti faktor sindrom prikologis. Adanya gangguan atau ketidakmampuan belajar dalam hal seperti: membaca, menulis, dan berhitung. Membaca untuk anak usia dini merupakan gerbang awal bagi anak untuk proses pengembangan diri dan penguasaan pengetahuan. Namun Sebagian anak memiliki kemampuan yang berbeda dalam perkembangan membaca. Ahmad Susanto (YANI, 2019) "menjelaskan bahwa membaca pada hakikatnya adalah kegiatan fisik dan mental untuk menemukan makna dari tulisan, walaupun dalam kegiatan ini terjadi pengenalan huruf-huruf". Terkait dengan membaca tampaknya memiliki banyak kesulitan yang berhubungan dengan kemampuan membaca pada anak usia dini. Kesulitan membaca dapat dianalisis, salah satunya, dengan melihat kesiapan anak dalam membaca. Kesiapan tersebut dipengaruhi oleh faktor fisik, mental, lingkungan, kematangan sosial, dan perkembangan emosional.

Kemampuan Belajar Anak

Anak usia dini adalah sosok individu yang menjalani suatu proses perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Anak usia dini berada pada rentang 0-8 tahun. Kemampuan dasar yang harus dikembangkan meliputi kemampuan Bahasa, fisik/motorik, seni dan kemampuan kognitif. Menurut Mitzberg "kemampuan adalah sifat lahir dan dipelajari yang memungkinkan seseorang dapat menyelesaikan pekerjaannya".

Menurut Takdirotun (Ratnawati, 2020) "angka atau bilangan adalah lambang atau simbol yang merupakan suatu objek yang terdiri dari angka-angka". Sebagai contoh bilangan 10 dapat ditulis dengan dengan dua buah angka yaitu angka 1 dan 10. Untuk meningkatkan kemampuan anak berhitung dengan baik dan benar bisa melewati media pembelajaran, karena dapat merangsang anak untuk merespon dengan baik apa yang telah disampaikan. Salah satu media tersebut yaitu kartu angka atau alat peraga kartu yang merupakan alat-alat atau perlengkapan yang digunakan oleh seorang guru dalam mengajar yang berupa kartu dengan bertuliskan angka sesuai dengan tema yang diajarkan. Alat peraga kartu adalah bantu bagi anak untuk mengingat pelajaran Alat peraga kartu huruf dapat menimbulkan kesan di hati sehingga anak-anak tidak mudah melupakannya. Sejalan dengan ingatan anak akan alat peraga itu, ia juga diingatkan dengan pelajaran yang disampaikan guru. Salah satu untuk meningkatkan pembelajaran anak  dalam mengenal huruf juga bisa pada media kotak pintar. Menurut Puspitasari dkk (Sheila Septiana Rahayuningsih, 2019) "kotak pintar adalah bentuknya balok yang memiliki 2 sisi di dalamnya dan terdapat kartu didalamnya". Kartu tersebut merupakan kartu bergambar dan kartu kata. Media tersebut merupakan media atau alat yang digunakan untuk menyampaikan informasi yang memiliki bentuk persegi dengan dua bagian atau dua tempat didalamnya yang berisikan huruf dan gambar. Media ini dimainkan dengan cara pertama kali anak mengambil satu gambar yang ada didalamnya secara acak kemudian pada gambar bertuliskan nama gambar tersebut dan anak mulai mencari dan merangkai huruf sesuai yang ada pada gambar. Contoh yang dapat diambil seperti buah apel, pada gambar buah apel dibawah nya bertuliskan A-P-E-L kemudian anak mencari huruf sesuai tulisan. Peningkatan dalam mengenal konsep bilangan pada anak bisa dilakukan dengan menggunakan bermain puzzle angka karena permainan yang menyenangkan dan penuh tantangan. Puzzle menurut Astuti (Susanto1, 2018) "dapat berupa gambar ataupun yang di buat dari potongan-potongan kecil gambar yang di gabungkan, dua jenis puzzle ciptaanya yaitu puzzles out of desigens and pattems (puzzle tanpa tekstur dan desain)". Semua puzzle itu bisa digunakan tidak hanya untuk bermain saja, namun untuk lebih menekankan pada kebiasaan membaca, menulis, dan berhitung, pilihkan bermain puzzle huruf atau angka. Dalam kegiatan bermain puzzle memerlukan konsentrasi untuk menyusun kepingan-kepingan menjadi gambar yang utuh dengan tingkat kesulitan yang bertahap. Adenan dalam Soedjatmiko (Komang Srianis, 2014) juga mengatakan "Puzzle adalah materi untuk memotivasi diri secara nyata dan merupakan daya penarik yang kuat".

Menurut Harsan (Purwaningsih, 2018) "Multimedia merupakan kombinasi teks, seni, suara, gambar, animasi dan video yang disampaikan dengan komputer atau dimanipulasi secara digital dan dapat disampaikan atau dikontrol secara interaktif". Pembelajaran kemampuan anak juga dapat dilakukan melalui animasi interaktif. Materi yang disampaikan kepada anak dalam bentuk animasi serta terdapat juga games berisi pertanyaan terkait materi pembelajaran mengenal huruf dan angka. Animasi interaktif dapat dipakai sebagai alat bantu mengajar baik oleh orang tua maupun guru. Dalam animasi interaktif tersebut sangat membantu untuk pembelajaran pada anak karena membuat anak tertarik untuk memperhatikan dan mempelajarinya.

Peran Orang Tua dalam Belajar Anak

            Orang tua merupakan faktor utama dalam meningkatkan perkembangan anak selanjutnya terutama pada pendidikan. Menurut Nirwana (Sari, 2017) "peran kedua orang tua adalah mempunyai tugas dalam menjaga ketentraman dan ketenangan lingkungan rumah serta menyiapkan ketenangan jiwa anak-anak". Maka dari itu, orang tua tidak hanya memberikan biaya untuk sekolah saja melainkan juga bimbingan untuk kemampuan belajar pada anak.

Peran Guru dalam Belajar Anak

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun