Seiring berkembangnya teknologi, semakin beragam alternatif bagi investor menanamkan modalnya. Tak heran, dengan bekennya istilah fintech atau finance technology di beberapa tahun belakangan ini, istilah Peer to Peer Lending atau P2P Lending juga ikut mencuat. Bahkan, sektor fintech disinyalir akan menjadi tren untuk lima tahun ke depan. Secara singkat, P2P Lending sendiri ialah metode peminjaman uang dari lender (investor) kepada borrower (peminjam) yang biasanya dilakukan melalui penyedia layanan atau platform online.Â
P2P Lending erat kaitannya dengan investasi sosial karena kebanyakan platform yang menyediakan jasa P2P Lending bergerak untuk memberikan bantuan dana pada usaha atau bahkan pendidikan, contohnya startup DANAdidik yang menyediakan pinjaman pendidikan bagi mahasiswa.Â
Sebagai calon lender, hal yang penting untuk memahami ranah P2P Lending supaya dapat meminimalisir risiko kegagalan walau ,seperti yang sudah sering dibicarakan, setiap jenis investasi pasti memiliki risiko kegagalan masing-masing. Berikut ini Tips investasi di P2P Lending untuk para investor yang ingin mencoba kesempatan menjadi lender.
- Cek rekam jejak perusahaan
Selagi mencari informasi tentang return yang diberikan perusahaan atau platform penyedia layanan P2P Lending, cek juga rekam jejaknya. Banyak pengamat keuangan menyarankan untuk memilih yang telah beroperasi minimal satu tahun, meskipun sektor ini masih terbilang baru.Â
Walau tidak menjamin, tetapi platform yang telah beroperasi selama beberapa waktu memiliki kelemahan operasional dan bug IT yang mungkin lebih minim. Penting juga untuk membaca ulasan dan opini oleh investor lain. Sebagai referensi, DANAdidik yang menjadi pionir pinjaman pendidikan di Indonesia dapat menjadi pilihan bagi calon investor.Â
- Diversifikasi investasi
Jika sudah memiliki jam terbang di dunia investasi, pasti paham dengan diversifikasi. Ketika lender menyebar investasi dalam bagian-bagian kecil pada banyak pinjaman berbeda, maka hal itu akan mengurangi risiko gagal bayar yang menjadi persoalan utama investasi di P2P Lending. Misalnya, daripada meminjamkan jumlah banyak ke satu pihak, lebih baik meminjamkan ke banyak pihak dengan jumlah sedikit.
- Investasikan kembali keuntungan
Menginvestasikan return (atau istilahnya Autoinvest) adalah sebuah fitur. Diperlukan pengamatan dan jam terbang yang cukup tinggi untuk memutuskan hal ini, tetapi terus memutarkan uang di ranah P2P Lending baik bagi portofolio dan dapat memaksimalkan pengalaman seorang investor untuk menjadi lender.
- Perhatikan tenor
Dua pertanyaan utama adalah tenor yang ingin dipinjamkan dan jenis pinjamannya. Investor biasanya tidak dapat membatalkan investasi setelah komitmen dan perlu menahan pinjaman sampai jatuh tempo, kecuali mereka dapat menjual kepada investor lain di pasar sekunder (lihat di bawah). Jadi uang terikat (tidak likuid) untuk jangka waktu pinjaman.
- Perlahan tapi pasti
Mulai secara perlahan. Pinjaman P2P memiliki sedikit kurva pembelajaran. Jangan mudah terbawa suasana jika keuntungan sudah dirasakan, disarankan untuk memulai dengan jumlah kecil, cari pengalaman sebanyak mungkin, tinjau apa prioritas anda, dan cari platform yang sesuai dengan gaya anda berinvestasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H