Sudah beberapa tahun belakangan ini, lembaga-lembaga ternama di negara maju, seperti World Economic Forum dan Aspen Institute, sampai koalisi G8 melibatkan diri dalam investasi sosial. Lalu, mengapa jenis investasi ini menjadi tren di negara maju? Alasannya sederhana, banyak perusahaan, bahkan individu, ingin menghasilkan uang sambil memberikan kesejahteraan sosial atau lingkungan untuk masyarakat.
Investasi sosial memberikan kesempatan bagi perusahaan maupun individu untuk dapat berperan aktif membentuk masa depan. Elon Musk, yang kita tahu sebagai CEO dari perusahaan otomotif dan penyimpanan energi Tesla, juga merupakan seorang impact investor. Sangat penting untuk memahami dan bertanggung jawab atas implikasi tindakan kita sebagai masyarakat global. Mencari keuntungan dari investasi sosial tidak hanya terbatas pada pengusaha kondang, pada hakikatnya semua orang dimanapun ia berada bisa menjadi impact investor.Â
Perlu diingat bahwa investasi sosial bukan sebatas untuk sumber daya alam saja. Investasi sosial atau impact investment dapat memberantas kemiskinan, menghapus kelaparan, memperluas akses layanan kesehatan bahkan pendidikan yang berkualitas. Masyarakat dari segala kalangan kini seharusnya lebih mudah untuk melakukan investasi sosial, dengan berkembangnya lembaga yang memberikan layanan impact investing. DANAdidik salah satunya, sebagai platform penyedia pinjaman pendidikan pertama di Indonesia. Selain return dan dampak, berikut 10 alasan lain untuk melakukan investasi sosial.
1. Memenuhi tantangan global
Kita tidak bisa hanya menaruh harapan pada pemerintah untuk masalah dunia, seperti perubahan iklim, kemiskinan, terbatasnya akses layanan kesehatan dan pendidikan. Dengan investasi sosial, semua orang di belahan dunia dapat ikut berpartisipasi.
2. Memperoleh tingkat pengembalian pasar
Sekarang, sangat mungkin untuk berbuat baik sambil mendapatkan keuntungan finansial. The GIIN (Global Impact Investing Network) menjabarkan data bahwa 15 miliar USD dari mayoritas investasi sosial telah menghasilkan tingkat pengembalian pasar.
3. Menstabilkan portofolio
Sebuah studi baru oleh Morgan Stanley, yang mensurvei lebih dari 10.000 reksa dana saham selama tujuh tahun terakhir, menunjukan bahwa dana investasi sosial rata-rata memiliki volatilitas yang lebih rendah daripada dana non-impact yang sebanding.
4. Modal untuk bekerja