Meskipun statusnya kurang dihargai, guru honorer memiliki peran dalam Pendidikan di Indonesia. Ketika pengajar tetap tidak tersedia, terutama di daerah-daerah yang kurang terlayani, guru honorer masuk untuk mengisi kebutuhan tersbeut. Ada perubahan besar antara posisi mereka dengan guru tetap, meskipun faktanya mereka bertanggung jawab atas hal yang sama. Pendidik yang tidak dianggap sebagai staf tetap biasanya disebut sebagai guru honorer.
Guru honorer mendapatkan gaji sesuai dengan jumlah jam mengajar mereka, seperti yang tercantum dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. Gaji guru honorer tergantung pada jumlah pekerjaan yang harus mereka lakukan, berbeda dengan guru tetap yang memiliki gaji tetap setiap bulannya. Mereka sering kali berada dalam kondisi keuangan dan emosional yang tidak menentu. Beberapa otoritas pemerintah menunjuk guru honorer untuk mengajar di sekolah formal sebagai bagian dari tugas mereka sebagai tenaga honorer. Guru honorer mendidik, membimbing, melatih, dan mengevaluasi murid-murid dari sekolah dasar hingga sekolah menengah atas, seperti halnya guru tetap.
Guru honorer dan guru tetap memiliki beban kerja yang sama, tetapi ada kesenjangan kesejahteraan yang jelas di antara kedua kelompok tersebut. Guru honorer tidak memiliki tunjangan dan stabilitas kerja yang sama dengan guru tetap. Dalam hal status kerja, perbedaan antara tenaga pengajar honorer, PPPK, dan PNS semakin terlihat jelas. Berbeda dengan PPPK yang direkrut berdasarkan perjanjian kerja untuk jangka waktu tertentu, guru honorer tidak memiliki ikatan kerja tetap.
PNS yaitu pegawai negara yang bekerja seumur hidup dan memiliki penlindungan hukum seperti jaminan kerja dan jaminan tunjangan. Ada banyak perbedaan di antara ketiga kelompok ini karena mereka mewakili berbagai tingkat penghormatan masyarakat Indonesia terhadap guru. Status guru honorer sering kali dipandang sebagai cara untuk memberi kembali, tetapi ada banyak kendala dalam sistem ini. Kurang dihargainya pekerjaan mereka adalah masalah utama. Di Masyarakat yang kekurangan tenaga pendidik penuh waktu, tenaga pengajar honorer memainkan peran yang penting namun sering kali diabaikan dalam memperkuat sistem pendidikan.
Para pengajar honorer sering kali dibiarkan tekatung-katung selama bertahun-tahun karena adanya rintangan peraturan yang rumit yang biasanya dihadapi ketika mengangkat mereka sebagai staf tetap atau ASN. Di ranah kebijakan, diskusi mengenai tenaga pengajar honorer seringkali menjadi bahan perdebatan sengit. Di antara sekian banyak langkah yang diambil oleh pemerintah untuk memperbaiki nasib tenaga pengajar honorer seringkali menjadi bahan perdebatan sengit. Di antara sekian banyak Langkah yang diambil oleh pemerintah untuk memperbaiki nasib tenaga pengajar honorer adalah dengan memperluas akses mereka ke proses seleksi PPPK. Tidak cukup hanya dengan satu langkah saja, masalah masih ada. Tugas besar untuk mengkoordinasikan dan memenuhi tuntutan seluruh tenaga pendidik tercermin dari fakta bahwa ribuan tenaga pengajar honorer masih belum mendapatkan kesempatan. Perhatian yang lebih besar terhadap para pengajar honorer harus diberikan untuk kesejahteraan mereka dari sudut pandang Pendidikan. Tanpa guru yang berkomitnen, meningkatkan standar keunggulan Pendidikan akan menjadi tugas tidak dapat diatasi. Terlepas dari kendala yang mereka hadapi, para pengajar honorer terus memainkan peran penting dalam sistem Pendidikan di Indonesia.
Dari sisi kurikulum dan guru semua tingkatan, sistem Pendidikan Indonesia harus terus berkembang. Perlu ada kesetaraan perlakuan antara guru tetap dan guru honorer karena peran penting yang dimainkan oleh para pengajar honorer dalam sistem Pendidikan. Pendidikan yang lebih baik untuk semua siswa dapat dimulai dengan reformasi kompensasi, keamanan kerja, dan proses perekrutan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI