Dengan begitu, produsen tidak mengeluarkan biaya produksi yang sangat besar, terutama untuk biaya pendistribusian produk tersebut. Masyarakat pun dapat memenuhi kebutuhan konsumsi sehingga kualitas hidup juga meningkat.Â
Jika terjadi inflasi, sebuah keluarga yang awalnya dapat membeli susu untuk anak-anaknya menjadi tidak mampu membeli lagi. Bagi pertumbuhan anak-anak, susu merupakan asupan nutrisi yang menunjang kualitas intelektual dan fisik.
Jika pembangunan infrastruktur terhambat, harga bahan pokok akan sulit dikendalikan. Hal ini berdampak pada masyarakat yang tidak bisa memenuhi kebutuhan hidup dengan baik.Â
Akan terjadi penurunan kualitas pada anak-anak dalam keluarga dan penurunan produktifitas nasional.Maka, pembangunan infrastruktur harus menjadi prioritas agenda negara, sebab kualitas generasi muda menjadi indikator penting yang menentukan masa depan suatu bangsa.
Daftar Pustaka
- Mankiw, N.Gregory, (2001). Principles of Economics, (Alih bahasa: Aris Munandar), Erlangga, Jakarta.
- Redaksi (2018, 5 Februari). Indonesia Ketergantungan 29 Bahan Pangan Impor. Diakses dari http://alumniipb.org/newsreader/1200
- Redaksi (2018, 6 Februari). Infrastruktrur di Indonesia. Diakses dari https://www.indonesia-investments.com/id/bisnis/risiko/infrastruktur/item381 Â
- Redaksi (2018, 6 Februari). Tantangan Pembangunan Infrastruktur Indonesia. Diakses dari https://kppip.go.id/opini/tantangan-pembangunan-infrastruktur-indonesia/
- Redaksi (2018, 6 Februari). Jepang, Negara dengan Pembangunan Infrastruktur yang Baik. Diakses dari https://economy.okezone.com/read/2017/06/06/320/1708887/jepang-negara-dengan-pembangunan-infrastruktur-yang-baik
- Redaksi (2018, 6 Februari). Kualitas Infrastruktur Indonesia Masih Rendah, Penerapan Teknologi Dibutuhkan. Diakses dari http://industri.bisnis.com/read/20160824/45/578140/kualitas-infrastruktur-indonesia-masih-rendah-penerapan-teknologi-dibutuhkan
- Stiglitz, Joseph. (2000). Economics of The Public Sector. 3rd Edition. New York: W.W. Norton and Company.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H